TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri masih menunggu hasil penelusuran Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri terkait seorang perempuan asal Indonesia yang diduga menjadi dalang di balik serangan bom bunuh diri di Jolo, Filipina.
"Masih ditanyakan ke Densus," ucap Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono saat dihubungi pada Selasa, 25 Agustus 2020.
Dikutip dari situs berita ABS CBN, perempuan Indonesia yang dimaksud adalah janda dari teroris Norman Lasuca yang meledakkan diri di Indanan, tahun 2019 dan menewaskan 6 orang.
Otoritas Filipina menyampaikan, dugaan ini muncul karena sebelum ledakan terjadi, mereka tengah memburu dua perempuan yang diyakini akan melakukan aksi teror. Salah satu di antaranya adalah janda dari Norman Lasuca.
"Kami belum bisa menyatakan apakan benar salah satu pelaku ledakan itu adalah istri dari Lasuca," ujar Komanda Militer Filipina, Letjen Cirilito Sobejana, Selasa, 25 Agustus 2020.
Dalam peristiwa teror di Jolo kemarin, warga menghadapi dua ledakan. Ledakan pertama berasal dari motor yang dipasangi bom. Ledakan kedua berasal dari aksi bom bunuh diri. Kedua aksi menewaskan 14 orang serta melukai kurang lebih 75 orang.
Untuk bisa memastikan apakah perempuan pelaku teror kemarin adalah janda Lasuca, maka uji DNA harus dilakukan terhadap sisa tubuh pelaku bom bunuh diri. Jika ternyata hasilnya bukan janda dari Lasuca, maka pelaku bom bunuh diri itu kemungkinan istri dari Abu Dalha, salah satu kombatan Abu Sayyaf.
Sebelum Militer Filipina menyampaikan dugaan mereka, analis keamanan Rommei Banlaoi menduga pelaku adalah anak perempuan dari pelaku teror bom di Jolo pada Januari 2019 lalu. Pada saat itu, sebuah bom meledak di Katedral Mount Carmel dan menewaskan 20 orang.