INFO NASIONAL - Beberapa bulan ini masa terberat bagi Siti Mahmudah. Selain tidak bisa berlebaran dengan sanak saudara, pesanan jahitan, satu-satunya usahanya pun terhenti. Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari kian terasa mencekik.
Pandemi COVID-19 membuat perempuan yang tinggal di Desa Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban, Jawa Timur ini berpikir keras. Layar televisi yang ia tonton setiap hari tak pernah bosan menyiarkan imbauan pemerintah agar masyarakat disiplin menggunakan masker. Ia jeli. Ide kreatif pun muncul agar roda ekonomi bangkit kembali.
Beruntung setahun lalu ia bergabung dalam Program IBU INSPIRASI yang digagas oleh ExxonMobil Foundation bekerja sama dengan KOPERNIK, sebuah lembaga swadaya masyarakat global. “Dalam program ini saya mendapatkan pendampingan untuk belajar membuat masker kain dan beruntung sekali, KOPERNIK turut membantu memasarkan hasil karya saya ini,” ujar Mahmudah.
IBU INSPIRASI adalah program pemberdayaan perempuan yang memberikan dampingan agar para perempuan dapat berpartisipasi dalam membantu perekonomian keluarga.
Melalui produksi masker kain, geliat ekonomi usaha Mahmudah mulai terasa. “Bulan April kemarin saya bisa menghasilkan lebih dari Rp 3 juta. Sebelumnya hanya berkisar di Rp 280 ribu. Dari hasil itu saya bisa membeli mesin obras untuk meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Pendapatan Mahmudah meningkat pesat. ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) pun, dengan dukungan penuh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeli sejumlah besar masker kain Mahmudah, untuk disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Semangat pantang menyerah yang sama juga terlihat dari Fatanah, warga Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Perempuan 54 tahun itu begitu serius saat mengikuti pelatihan membuat masker, hand sanitizer dan Alat Pelindung Diri (APD) di Balai Pusat Inkubasi Bisnis (PIB), Bojonegoro, Mei lalu. Usai pelatihan, Fatanah langsung memproduksi masker kain sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan tempat tinggalnya.
Melalui program-program seperti inilah, kami di EMCL menyuntikkan energi positif kepada masyarakat agar mereka dapat terus bangkit melewati tantangan ini dengan optimis. Hingga saat ini, EMCL telah mendonasikan beragam kebutuhan medis seperti masker N95, APD, dan alat rapid test kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro. Kepada Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bojonegoro, kami donasikan thermometer gun, penyemprot desinfektan, pelindung muka, dan rompi kerja.
Sementara itu, lebih dari 500 masker kain, sejumlah tempat cuci tangan, serta tenda pengawas juga telah didistribusikan ke sejumlah desa yang ada di sekitar lapangan operasi, yakni Kecamatan Gayam. Sebanyak 1.400 paket sembako juga telah kami sampaikan melalui Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro, Dinas Sosial Kabupaten Tuban, dan Kecamatan Cepu.
Selain itu, sebagai dukungan kepada SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), kami juga mendonasikan 450 paket sembako kepada masyarakat Jawa Timur yang diserahkan di Surabaya. Kepada warga 12 desa di Bojonegoro, kami sampaikan juga 2.000 paket sembako.
Beras dan gula yang menjadi bagian isi paket sembako merupakan produk dari Koperasi Agribisnis dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Begadon yang merupakan salah satu penerima manfaat program pemberdayaan masyarakat kami.
Energi positif. Inilah salah satu bentuk sumbangsih kami untuk negeri. Memberdayakan dan membangun kemitraan agar kita semua dapat terus bergerak, tidak saja untuk melewati krisis tetapi bersama kita menuju Indonesia Maju.
Dirgahayu Indonesia.(*)