TEMPO.CO, Bandung - Sebagian relawan di Bandung mengaku tetap sehat pasca ikut imunisasi calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari Cina. Hingga dua hari pasca penyuntikan mereka tidak sakit. “Biasa saja normal,” kata Nina Fatimah yang dihubungi Kamis 13 Agustus 2020.
Dia juga mengatakan tidak mengalami pusing, demam, atau sakit lain setelah vaksinasi. Relawan lainnya Yuana Romdhoniah pun mengaku hal yang sama.
“Saya baik-baik saja masih sama seperti kemarin-kemarin setelah divaksin,” ujarnya lewat pesan singkat, Kamis 13 Agustus 2020. Keduanya telah disuntik pada vaksinasi perdana pada Selasa 11 Agustus 2020 di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad) Jalan Eyckman Kota Bandung.
Tidak diketahui apakah mereka mendapat cairan vaksin atau hanya air dalam plasebo yang disuntikkan karena pembagiannya secara acak dan rahasia. Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Unpad meminta setiap relawan pasca vaksinasi tetap menjaga protokol kesehatan misalnya dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer, serta menjaga jarak sosial.
Sebelumnya beberapa jam setelah penyuntikan Nina maupun Yuana mengaku hanya sakit ketika disuntik bagian atas lengan kirinya. “Disuntik pasti sakit lah,”ujar Yuana.
Setelah itu tubuhnya tidak merasakan reaksi apa pun. Bekas merah di titik suntikan pun dilihatnya nihil. Nina pun mengaku hal serupa. “Tidak ada tanda bekas bentol atau merah,” katanya.
Manajer Lapangan Tim Riset Eddy Fadlyana mengatakan sejauh ini setelah vaksinasi tidak ada laporan relawan yang sakit selain nyeri di tempat suntikan. Pada umumnya nyeri itu hilang sebelum dua hari.
“Rasanya pegal saja, tidak ada laporan yang demam, panas,” ujarnya Kamis 13 Agustus 2020. Tim secara lengkap baru akan mengevaluasi kondisi tiap relawan dua pekan setelah vaksinasi.
Tim riset membekali tiap relawan buku laporan dan termometer untuk memeriksa suhu tubuh. Mereka diminta untuk menuliskan kondisi tubuhnya setiap hari. Jika sakit relawan diminta menghubungi enam nomor kontak petugas. Selain itu petugas tim riset juga akan memantau kondisi relawan selama penelitian berjalan hingga enam bulan ke depan.
ANWAR SISWADI