INFO NASIONAL-- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo merasakan dari dekat geliat kehidupan masyarakat Bali yang adaptif menjalankan pola hidup baru (new normal), sehingga pariwisata Bali mulai dibuka sejak Jumat , 31 Juli 2020.
Sebagai tahap awal, berbagai tempat wisata mulai diizinkan beroperasi untuk menyambut para turis domestik. Jika kerjasama turis domestik dengan masyarakat Bali berjalan lancar dan mentaati protokol kesehatan, Bali akan siap menerima turis asing pada 11 September 2020.
Adaptif dan disiplin adalah dua kunci keberhasilan membangkitkan kembali perekonomian Bali yang 70 persennya ditunjang sektor pariwisata. Dari mulai akomodasi hotel, ekonomi kreatif, tempat hiburan, dan berbagai atraksi wisata lainnya.
“Bali harus mampu membuktikan diri, dibukanya sektor pariwisata jangan sampai berkorelasi dengan tingginya penyebaran virus Covid-19. Secara perlahan, kepercayaan turis domestik dan asing bisa kembali pulih, agar geliat ekonomi masyarakat kembali bergairah," ujar Bamsoet di sela kunjungannya di Bali, hari ini.
Karena pariwisata baru dibuka, turis pribadi ataupun keluarga belum akan berwisata ke Bali dalam waktu dekat. Agar kepercayaan masyarakat pulih terhadap Bali, pemda dan seluruh stakeholder setempat dapat menyasar perkantoran besar untuk melakukan kegiatan di Bali.
Mantan Ketua DPR RI ini mengatakan, Bali bisa menawarkan promosi dan insentif khusus di sector Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Misalnya dengan memberikan insentif dan diskon khusus kepada perusahaan swasta, BUMN, dan kementerian/lembaga, untuk mengadakan pertemuan atau rapat di Bali.
Selain itu mendorong berbagai kelompok masyarakat mengadakan pameran di Bali. “Jika pemberitaan yang datang ke Bali semakin banyak, pada akhirnya turis pribadi dan keluarga akan tergerak untuk berlibur ke Bali," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mengingatkan agar masyarakat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Bali tidak lengah. Seiring semakin banyaknya kunjungan wisata ke Bali, kemungkinan penyebaran Covid-19 semakin terbuka. Karena itu, protokol kesehatan tak boleh diabaikan.
"Menyerah dan pasrah begitu saja kepada virus Covid-19 bukan tindakan bijaksana. Mengabaikan keberadaan Covid-19 juga sangat tidak tepat. Yang bisa kita lakukan sampai ditemukannya vaksin adalah tetap bertahan hidup dengan mengedepankan protokol kesehatan," ujar Bamsoet.(*)