INFO NASIONAL - Akselerasi pertumbuhan ekonomi menjadi bagian penting dari pembangunan setiap negara di dunia. Tidak terkecuali Indonesia, peningkatan ekonomi negara kerap menjadi tolak ukur kemajuan bangsa. Namun, pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan dan sumber daya makin disadari berisiko tinggi dan akan menimbulkan krisis ekologis yang kompleks dan justru akan menghambat laju pembangunan itu sendiri.
Menyadari hal ini, Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Global Green Growth Institute (GGGI) bekerja sama dalam upaya memberikan pelatihan tentang pertumbuhan ekonomi hijau (Pelatihan Pro Hijau) kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Indonesia untuk kemudian diterapkan di berbagai sektor pemerintahan Indonesia dalam berbagai kebijakan yang menjadi dasar pembangunan.
Baca Juga:
“Kita harus segera mengakhiri era antroposen untuk mengurangi dominasi manusia sebagai aktor utama yang telah mengubah ekosistem dan iklim bumi menuju paradigma pembangunan yang menopang pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Adi Suryanto, Kepala LAN Republik Indonesia dalam sambutan virtual launching Pelatihan Pro Hijau di kanal YouTube Tempo TV, Rabu, 22 Juli 2020.
Menurutnya, paradigma pembangunan modern tidak hanya mencakup dimensi ekonomi semata, tapi juga dimensi ekosistem lingkungan biofisik dan ekosistem sosial. Ketiganya perlu terintegrasi secara setara dalam berbagai kebijakan pemerintah sebagai pemimpin pertumbuhan negara.
Adi mengungkapkan, kapasitas pejabat pemerintah masih belum memadai secara kesadaran pengetahuan dan ketrampilan tentang urgensi pembangunan yang berkelanjutan serta inklusif. “Pelatihan Pro Hijau dikembangkan untuk menjawab kebutuhan akan kompetensi ASN mengenai pemahaman dalam mengimplementasikan pertumbuhan (ekonomi) hijau,” ujarnya.
Baca Juga:
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti
Sementara itu, Marcel Silvius, Indonesia Country Representative GGGI mengatakan bahwa program Pelatihan Pro Hijau bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau yang turut memasukkan inklusi sosial, pengurangan kemiskinan, pelestarian lingkungan serta efisiensi sumber daya melalui kompetensi teknis para ASN.
“Yang menjadi kunci dalam merealisasikan semua ini (pertumbuhan ekonomi hijau) adalah ASN. Sebagai elemen pembangunan Nasional, ASN merupakan agen perubahan yang krusial untuk mengakselerasi pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hijau,” kata Marcel.
Marcel berharap melalui Pelatihan Pro Hijau, pertumbuhan ekonomi hijau bukan hanya jadi paradigma semata, namun juga dapat diterapkan secara konkret dalam kebijakan maupun perencanaan program pembangunan di tiap instansi pemerintahan Indonesia menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
Acara ini turut diramaikan dengan penampilan virtual band ‘The Panasdalam’ asal Bandung yang juga mendukung pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. “Kalau kita baik terhadap alam, saya percaya alam juga akan baik terhadap kita,” ujar sang vokalis, sebelum menyanyikan lagu mereka yang dipersembahkan untuk Indonesia.
Selain itu, Peluncuran Pelatihan Pro Hijau ini juga semakin lengkap dengan sesi talk show yang menampilkan telekonferensi bersama beberapa pemimpin daerah yang tengah menerapkan pertumbuhan ekonomi hijau, seperti Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani serta Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti. Bincang-bincang tersebut juga menghadirkan Laode M Syarif, Direktur Eksekutif Kemitraan dan Basseng, Deputi IV LAN RI, serta dipandu oleh presenter Ralph Tampubolon.
Pada akhir acara, Deputi IV Basseng berharap, segenap ASN memiliki semangat tinggi untuk ikut Pelatihan Pro Hijau. “Agar kompetensi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan konsep Green Growth itu bisa kita miliki sehingga terjadi kesamaan persepsi di antara kurang lebih 4,2 juta ASN,“ tuturnya.(*)