TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira, mengaku partainya sulit menampik pesona Gibran Rakabuming Raka untuk tidak diusung dalam Pilkada Solo 2020.
"Setiap Pilkada perlu ada bintang. Sejak ia masuk pentas, baru menyatakan niat saja, sudah jadi berita dan menarik perhatian publik. Bagi partai politik, ini memberi keuntungan sejauh bisa dikelola dengan baik. Kita buka-bukaan aja soal fenomena ini," ujar Andreas dalam diskusi daring, Rabu, 22 Juli 2020.
Andreas menampik bahwa pencalonan pemilik usaha katering ini merupakan gejala dinasti politik atau membabat sistem meritokarasi di internal PDIP. "Penentuan akhir kan di tangan rakyat. Rakyat Solo yang akan memilih," ujar Andreas.
Sosok ayah Jan Ethes ini, kata Andreas, dipilih partai dengan pertimbangan yang matang. Andreas menilai pemilik usaha Markobar ini memiliki modal sosial, politik, dan juga finansial yang memadai.
Di samping itu, kata Andreas, putra Joko Widodo atau Jokowi ini juga memiliki kelebihan modal simbolik sebagai anak presiden.
"Modal simbolik ini yang tidak dimiliki semua orang. Anak presiden pasti selalu menarik bagi media. Nah, semua faktor ini akan menjadi akumulasi elektoral bagi kandidat, disamping dia juga punya kompetensi sebagai anak muda yang sukses, mandiri dan punya latar belakang pendidikan yang baik," ujar Andreas.