TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan berdasarkan data sementara warga korban banjir yang terjadi di daerah itu terus meluas hingga ke 50 desa/kelurahan. Mereka tersebar di 16 kecamatan hingga Ahad, pukul 15.00 Wita.
Kepala BPBD Konawe, Herianto Pagala, mengatakan akibat banjir yang melanda daerah tersebut kini jumlah warga terdampak menjadi 3.306 kepala keluarga (KK) atau 10.117 jiwa. Dari data tersebut sebanyak 3.114 jiwa menjadi pengungsi karena rumah mereka terendam.
"Hari ini desa dilanda banjir bertambah satu desa sehingga menjadi 50 desa di 16 kecamatan. Akibat banjir ini sebanyak 3.114 jiwa mengungsi di Balai Desa, Gereja, pinggir jalan, rumah keluarga, gedung SMP dan tempat penggilingan," kata Herianto, Ahad, 19 Juli 2020.
Herianto Pagala mengatakan dari data tersebut terdapat 120 jiwa bayi, balita bertambah menjadi 731 jiwa, lansia 635 jiwa, dan ibu hamil 130 jiwa dan disabilitas 6 jiwa.
Selain itu, Herianto mengungkapkan, ada empat desa yang paling parah dilanda banjir, yaitu Desa Laloika, Desa Ambulanu, Desa Wonua Monapa di Kecamatan Pondidaha, dan Desa Waworaha di Kecamatan Lambuya. "Desa yang masih terisolasi akibat banjir masih tetap dua desa, yaitu Desa Aleuti Kecamatan Padangguni dan Desa Lalomerui, Kecamatan Routa," kata Herianto.
Herianto memaparkan ke-16 kecamatan yang dilanda banjir di Konawe adalah Kecamatan Pondidaha, Wonggeduku, Lambuya, Tongauna Utara, Abuki, Bondoala, Puriala, Tongauna, Padangguni, Anggaberi, Roauta, Anggotoa, Kapoiala, Sampara, Amonggedo, dan Wawotobi.
Selain merendam rumah warga, banjir di Kabupaten Konawe merendam ratusan hektare tanaman padi, puluhan hektare tanaman cokelat, tanaman sayur dan hortikultura seperti di Desa Sulemandara, Desa Ambulaanu, Desa Dawi-dawi, Desa Langgonawe, dan Desa Bendewutu, Desa Puusangi.