TEMPO.CO, Semarang - Solo menjadi
klaster Covid-19 setelah adanya perayaan kelulusan
yang dilakukan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Usai perayaan tersebut, 25 mahasiswa Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi dinyatakan positif Covid-19. Kejadian tersebut merembet pada penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat bicara soal sebutan Kota Solo masuk zona hitam penyebaran Covid-19. Dia mengaku heran salah satu kota di wilayahnya tersebut disebut zona hitam.
Ganjar justru mempertanyakan alasan penyebutan zona hitam Covid-19 untuk Kota Solo. "Solo zona hitam itu yang bilang siapa," ujar dia pada Selasa, 14 Juli 2020.
Berdasarkan data milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di corona.jatengprov.go.id hingga Selasa siang, ada 15 pasien positif Covid-19 di Kota Solo. Kemudian 6 orang dalam pemantaun dan 20 pasien dalam pengawasan.
Jumlah tersebut jauh di bawah Kota Semarang dan Kabupaten Jepara. Di Kota Semarang positif Covid-19 sebanyak 848 orang dan Kabupaten Jepara 517 orang.
Ganjar mengakui, mayoritas positif Covid-19 di Solo berasal dari klaster tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi. "Saya juga heran. Mungkin itu penilaian pengamat yang bilang begitu, atau ada yang lagi benci," ucap dia.
Dia mengatakan telah dilakukan upaya pemutusan penyebaran
Covid-19 di klaster tersebut. Melalui pelacakan kontak erat, tes masal, dan isolasi.
JAMAL A. NASHR