TEMPO.CO, Surabaya - Manajemen Radio Republik Indonesia atau RRI Surabaya mesti menggelar tes swab Covid-19 mandiri. Sebab hasil tes usap antara Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap 54 karyawan RRI berbeda.
Kepala Lembaga Penyiaran Publik RRI Surabaya, Sumarlina, mengatakan hasil tes swab masal oleh Dinas Kesehatan yang keluar pada 11 Juli menunjukkan lima puluhan karyawan tersebut positif Covid. Sementara itu, hasil tes usap BNPB pada 7 Juli menunjukkan bahwa karyawan RRI negatif Covid.
"Karyawan yang dinyatakan positif saat tes swab pertama dan sudah dinyatakan negatif pada swab kedua hari ini melakukan swab ulang yang ketiga," ujar Sumarlina, Senin, 13 Juli 2020.
Sembari menunggu hasil tes swab ketiga keluar, RRI memutuskan memperpanjang penutupan kantor hingga 2 sampai 3 minggu ke depan. Sumarlina menambahkan, selama kantor RRI Surabaya ditutup, siaran RRI Surabaya Pro 1, Pro 2, dan Pro 4 semuanya me-ralay Pro 3 RRI.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Fabria Rachmanita, mengatakan tes swab ulang dilakukan karena ada beberapa yang meragukan. "Makanya harus diulang," kata dia.
Selain karyawan RRI Surabaya, tiga karyawan Metro TV Biro Surabaya terpapar Covid-19. Head of Corporate Communications Metro TV, Fifi Aleyda Yahya, membenarkan soal itu.
"Alhamdulillah tiga karyawan kami sudah dalam keadaan baik saat ini. Mereka sudah menjalani protokol kesehatan terkait Covid-19 termasuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, serta mengikuti serangkaian tes Covid 19 secara berkala," ujarnya.
Sementara itu dua karyawan Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Timur meninggal dan dimakamkan dengan protokol Covid-19. Kepala TVRI Jawa Timur, Akhbar Sahidi, mengatakan dua karyawannya itu bekerja di bidang editing dan administrasi.
Mereka meninggal pada 11 dan 12 Juli. Namun dia belum bisa memastikan keduanya meninggal akibat Covid-19 atau tidak. "Keduanya dimakamkan secara protokol Covid-19," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, kata dia, keduanya sempat dirawat di rumah sakit sebelum kemudian dinyatakan meninggal secara berurutan, yakni pada 11 dan 12 Juli.
Akhbar mengatakan, sebelum keduanya meninggal, TVRI sudah melakukan tes cepat terhadap semua karyawan yang berjumlah 180 orang pada 9 Juli. Hasilnya, enam orang reaktif. Mereka saat ini tengah menunggu hasil swab.
Dengan adanya dua karyawan yang meninggal, manajemen memutuskan untuk menutup sementara kantor TVRI Jawa Timur. Penutupan tersebut berlaku mulai hari ini hingga 15 hari ke depan. Selama penutupan, dia melanjutkan, TVRI Jawa Timur akan me-relay tayangan dari pusat. "Mulai hari ini kami hanya me-relay tayangan dari pusat,” ujarnya.