TEMPO.CO, Yogyakarta - Jumlah warga miskin yang memenuhi kategori sebagai penerima bantuan sosial (bansos) dampak pandemi Covid-19 di Kota Yogyakarta diperkirakan mengalami penurunan 15-17 persen. Penurunan ini dibanding total penerima bantuan yang sudah diberikan untuk tiga bulan ini setelah dilakukan pembersihan data.
“Penurunannya cukup banyak, khususnya dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) karena basis data yang digunakan adalah data 2015 sehingga terjadi banyak perubahan pada tahun ini,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Ahad, 12 Juli 2020.
Menurut dia, perubahan tersebut di antaranya disebabkan warga sudah meninggal dunia, pindah domisili atau kependudukan, data penerima tidak memiliki nomor induk kependudukan, perubahan status menjadi ASN, TNI atau Polri, dan warga yang status ekonominya mengalami peningkatan sehingga tidak lagi masuk kategori warga miskin.
Data warga di DTKS yang sudah tidak lagi masuk kategori miskin kemudian diusulkan untuk dihapus. Dinas Sosial Kota Yogyakarta kemudian mengusulkan penerima baru sebagai pengganti.
Usulan data DTKS pengganti tersebut diambil dari data warga miskin Kota Yogyakarta yang masuk dalam program keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial (KSJPS).
“Harapannya, data KSJPS dan DTKS bisa semakin sinkron. Tidak ada lagi irisan data seperti yang terjadi saat ini,” kata Agus yang menyatakan bahwa setiap tahun Dinas Sosial Kota Yogyakarta rutin melakukan pemutakhiran data KSJPS.
Pada masa pandemi Covid-19, total penerima bantuan sosial di Kota Yogyakarta dari berbagai sumber pendanaan, baik dari pusat maupun daerah tercatat sekitar 38 ribu penerima.