TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menargetkan di akhir periode pemerintahan Jokowi ada 20 persen dari total guru di Indonesia berstatus Guru Penggerak. Ia berharap tersebarnya mereka di seluruh daerah bisa menjadi motor peningkatan kualitas guru.
Ia menjelaskan untuk meningkatkan kualitas guru Indonesia tidak bisa menggunakan cara lama yang hanya mengumpulkan mereka di satu tempat, diberikan seminar, lalu pulang ke rumah masing-masing. Satu-satunya cara untuk mengangkat kualitas guru, menurut Nadiem, harus ada sosok pemimpin yang bisa membimbing dan menginspirasi di sekolah.
"Kalau 20 persen dari semua guru seperti ini tersebar, bibit-bibit, lilin-lilin, obor-obor yang menyala di mana-mana api itu akan menyebar otomatis. Itu harapan saya," kata Nadiem Makarim dalam program Ini Budi: Reformasi Pendidikan Mas Menteri di Masa Pandemi yang ditayangkan di akun YouTube Tempodotco, Sabtu, 11 Juli 2020.
Nadiem menuturkan program Guru Penggerak ialah upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencari bibit-bibit guru berkualitas yang memiliki jiwa kepemimpinan dan mentoring. Mereka yang terpilih akan disiapkan untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pengajar di sekolah pelatihan guru di masa depan.
Ia menganalogikan guru penggerak sebagai pasukan elite seperti Korps Kopassus di TNI AD. Guru penggerak, kata dia, adalah mereka yang tidak hanya baik di kelas melainkan memiliki hasrat untuk melakukan perubahan di luar kelas.
Para guru penggerak juga harus memiliki kemauan untuk membimbing dan memimpin guru lain di sekitarnya. "Jadi kami akan mencari baik dari guru swasta, PNS, atau guru honorer bibit-bibit terbaik," ucap Nadiem Makarim.
AHMAD FAIZ