Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Yasonna Sebut Pengacara Maria Lumowa Sempat Coba Menyuap

image-gnews
Tersangka kasus pembobolan Bank BNI, Maria Lumowa, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Tempo| Achmad H.Assegaf
Tersangka kasus pembobolan Bank BNI, Maria Lumowa, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Tempo| Achmad H.Assegaf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan perlu proses panjang untuk membawa pulang Maria Pauline Lumowa, buronan kasus pembobolan Bank BNI, dari Serbia. Yasonna mengatakan ada negara dari Eropa yang melobi Serbia agar tak mengekstradisi Maria Lumowa ke Indonesia.

Bahkan kata Yasonna, pengacara Maria di Serbia juga sempat melakukan upaya suap. Yasonna mengaku mendapat cerita ini dari pihak Kementerian Kehakiman Serbia. "Ada upaya-upaya ya semacam melakukan suap," kata Yasonna dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Kamis, 9 Juli 2020.

Yasonna tak menyebut negara Eropa apa yang mencoba menghalangi proses ekstradisi Maria Lumowa. Namun Maria Pauline Lumowa diketahui telah menjadi warga negara Belanda sejak 1979. Menurut Yasonna, Indonesia sudah dua kali mengirimkan permohonan ekstradisi ke Kerajaan Belanda, tetapi ditolak.

Maka dari itulah, kata Yasonna, proses pemulangan Maria Lumowa memerlukan pendekatan diplomasi tingkat tinggi antara pemerintah Indonesia dan Serbia. Apalagi kedua negara ini juga belum terikat perjanjian ekstradisi.

Jika Maria tak segera diserahkan sekarang, kata Yasonna, pemerintah Indonesia akan kian kesulitan membawa pulang bos PT Gramarindo Group itu ke Tanah Air. Sebab penahanan Maria di Serbia akan berakhir pada 16 Juli 2020. Maria ditangkap hampir setahun lalu, tepatnya pada 16 Juli 2019 oleh NBC Interpol Serbia atas red notice yang diterbitkan pada Desember 2003.

"Saya melaporkan kepada Presiden (Jokowi) melalui Mensesneg (Pratikno), bahwa diperlukan langkah-langkah high diplomacy karena kalau lewat tanggal 16 masa penahanan berakhir dan mau tidak mau dibebaskan," kata Yasonna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pembobolan Bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif. Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai US$ 36 juta dan 56 juta Euro atau sama dengan Rp 1,2 triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Froup yang dimiliki Maria Lumowa dan Adrian Waworuntu.

Dalam keterangan pers Yasonna Laoly ini hadir pula Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, jajaran Kemenkumham, dan delegasi lain yang ikut ke Serbia. Dalam penjemputan itu, kata Yasonna, turut serta perwakilan dari Badan Intelijen Negara, Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri, Kementerian Luar Negeri, dan Kejaksaan.

Mahfud mengapresiasi Yasonna Laoly yang telah bekerja dalam senyap untuk membawa kembali Maria Lumowa. Ia juga berterima kasih kepada pemerintah Serbia. "Atas nama pemerintah Indonesia saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Serbia. Bayangkan kalau lewat seminggu dari sekarang kira-kira akan lolos lagi," kata Mahfud.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

159 Ribu Napi dan Anak Binaan Dapat Remisi Idul Fitri 1445 H, Negara Hemat Rp 81,2 Miliar

13 hari lalu

Mantan narapidana penghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Cipinang antre mendapatkan surat bebas di Rutan Cipinang, Jakarta, Rabu (31/8).(ANTARA/Sigid Kurniawan)
159 Ribu Napi dan Anak Binaan Dapat Remisi Idul Fitri 1445 H, Negara Hemat Rp 81,2 Miliar

Pemerintah memberikan remisi Idul Fitri 1445 H untuk 159 ribu narapidana dan anak binaan. Negara hemat Rp 81,2 miliar.


159.557 Narapidana Dapat Remisi Khusus Idulfitri 1445 H, Negara Disebut Menghemat Uang Makan Rp 81,2 Miliar

14 hari lalu

Menkumham Yasonna H. Laoly  terdiam saat diwawancara wartawan kepresidenan usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 13 Maret 20024. Rapat terbatas membahas terkait pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara. TEMPO/Subekti.
159.557 Narapidana Dapat Remisi Khusus Idulfitri 1445 H, Negara Disebut Menghemat Uang Makan Rp 81,2 Miliar

Yasonna Laoly mengatakan remisi dan PMP merupakan wujud nyata dari sikap negara sebagai penghargaan kepada napi yang berkelakuan baik.


Yassonna Laoly Rombak Jabatan di Kemenkumham: Reynhard Silitonga Jadi Irjen, Posisi Dirjen PAS Kosong

18 hari lalu

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Hamonangan Laoly.
Yassonna Laoly Rombak Jabatan di Kemenkumham: Reynhard Silitonga Jadi Irjen, Posisi Dirjen PAS Kosong

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly melantik 18 pejabat hasil perombakan di Kemenkumham hari ini


Raih 147 Ribu Suara, Meutya Hafid Bakal Melenggang Kembali ke Senayan

46 hari lalu

Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid
Raih 147 Ribu Suara, Meutya Hafid Bakal Melenggang Kembali ke Senayan

Meutya Hafid merupakan satu-satunya perempuan yang terpilih di Dapil Sumatera Utara I.


Jokowi Perintahkan Menteri Yasonna Laoly Bikin Kajian Status Kewarganegaraan Diaspora

47 hari lalu

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Hamonangan Laoly.
Jokowi Perintahkan Menteri Yasonna Laoly Bikin Kajian Status Kewarganegaraan Diaspora

Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly untuk membuat kajian mengenai status kewarganegaraan.


Kilas Balik Aksi Cap Jempol Darah Buntut Kisruh AHY dan Moeldoko, Kini Seteru Telah Jadi Sekutu

57 hari lalu

Kader Partai Demokrat menempelkan jempolnya pada spanduk di Kantor DPD DKI Partai Demokrat, Jakarta, Ahad, 7 Maret 2021. Kegiatan cap jempol darah tersebut dalam rangka menunjukkan kesetiaan kader Partai Demokrat kepada Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kilas Balik Aksi Cap Jempol Darah Buntut Kisruh AHY dan Moeldoko, Kini Seteru Telah Jadi Sekutu

AHY dan Moeldoko sempat berseteru karena rebutan tampuk kepemimpinan Partai Demokrat. Sengketa itu diwarnai aksi cap jempol darah.


Kesiapan PDIP Ajukan Hak Angket, Ini Keyakinan Adian Napitupulu hingga Yasonna Laoly

58 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri (kiri) bersama Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kedua kanan), Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly (kanan) hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat, 11 Januari 2019. ANTARA
Kesiapan PDIP Ajukan Hak Angket, Ini Keyakinan Adian Napitupulu hingga Yasonna Laoly

Sejumlah tokoh PDIP buka suara soal kesiapan partai ini ajukan hak angket DPR. Ini kata Adian Napitupulu hingga Yasonna Laoly.


Teladan Ayah Tempa Kedisiplinan Yasonna

12 Februari 2024

Teladan Ayah Tempa Kedisiplinan Yasonna

Terlatih kerja keras saat membantu ayahnya membangun bisnis minyak goreng. Kerja keras dan disiplin menjadi bekal Yasonna membangun karier di bidang hukum.


Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

1 Februari 2024

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly.
Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

Menteri Hukum dan HAM menerima sejumlah advokat dari TPDI yang meminta penuntasan kasus Kerusuhan Mei 1998.


Yasonna Sebut Alvin Lim Orang Gila, Bantah soal Ferdy Sambo Tidak Ditahan

5 Januari 2024

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly.
Yasonna Sebut Alvin Lim Orang Gila, Bantah soal Ferdy Sambo Tidak Ditahan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia membantah isu mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo tidak ditahan di Lapas salemba.