TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan tren bencana terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama 20 tahun terakhir, BNPB mencatat ada sekitar 1.000 kejadian bencana.
Doni mengatakan bencana terbesar adalah tsunami Aceh pada 2004 lalu yang memakan korban lebih dari 200 ribu jiwa.
"Kita juga dihadapkan pada bencana nonalam seperti wabah Covid-19 yang saat ini kita hadapi. Ini juga harus menjadi perhatian karena menimbulkan korban sangat besar," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 23 Juni 2020.
Meski tren bencana terus meningkat, Doni mengatakan tren anggaran BNPB justru menurun dari tahun ke tahun. Pada 2015 BNPB mendapat anggaran sebesar Rp 1,611 triliun, lalu Rp 1,653 triliun pada tahun 2016.
Namun sejak 2017 hingga 2020, anggaran untuk BNPB terus berkurang. Secara berturut-turut, anggaran BNPB yaitu Rp 1,084 triliun pada 2017, Rp 748 triliun (turun 30 persen) pada 2018, Rp 614 miliar (turun 17,9 persen) pada 2019, dan Rp 450 miliar pada 2020.
Doni mengatakan sejak 2017 BNPB sebenarnya telah mengajukan tambahan anggaran setiap tahun. Namun permintaan itu belum terealisasi.
"Terdapat kesenjangan yang cukup besar dalam penanggulangan bencana dibandingkan ketersediaan anggaran," kata Doni yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ini.
Adapun untuk 2021, Doni menyebut pagu indikatif BNPB sebesar Rp 465 miliar. Dalam rapat kerja ini, Doni mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 51,2 miliar.
Dana itu akan digunakan untuk program dukungan manajemen sebesar Rp 2,259 miliar dan program ketahanan bencana sebesar Rp 48,979 miliar.