TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Sukamta menyoroti dugaan peretasan sekitar 230 ribu data pasien tes Covid-19 di Indonesia yang kabarnya dijual di dark web.
Menurut Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR itu, ketahanan dan keamanan siber harus semakin diperkuat dalam masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), terdapat kenaikan serangan siber selama wabah ini.
Sukamta menambahkan, dari laporan IBM (International Business Machines Corporation) menunjukkan bahwa secara global terdapat kenaikan serangan siber hingga 6 ribu persen dalam tiga bulan terakhir.
"Makanya kita jangan sampai lengah di situ," kata Sukamta dalam keterangan tertulisnya hari ini, Minggu, 21 Juni 2020.
Ia mengatakan telah mengingatkan masalah tersebut pada saat aplikasi Zoom meeting diretas dan data pelanggan Tokopedia serta Bukalapak diduga bocor beberapa waktu lalu.
Jika klaim peretasan 230 ribu data Covid-19 benar terjadi, Sukamta menuturkan, itu kejahatan besar.|
"Apalagi data yang bocor termasuk lengkap meliputi nama, NIK hingga hasil tes Covid-19. Derajat kejahatannya dobel," ucapnya.