TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Soetojo, mengatakan tak ada masalah dengan alat pelindung diri (APD) yang dikenakan para dokter residen yang sedang mengikuti program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Hal ini disampaikan Soetojo terkait 22 dokter residen FK Unair di Rumah Sakit Dr Soetomo yang positif Covid-19.
"Semua dokter di program spesialis apapun pakai APD, pengamanan kami sudah cukup bagus," kata Soetojo kepada Tempo, Jumat, 19 Juni 2020.
Soetojo mengatakan APD yang dikenakan memang tak sama levelnya. Ada yang mengenakan APD level 1, level 2, dan level 3. APD level 3 biasanya dikenakan para tenaga medis yang menangani langsung pasien Covid-19.
APD level 3 lengkap terdiri dari masker bedah, masker N95, goggle, face shield, sarung tangan, hingga baju hazmat. Yang tak berhadapan langsung dengan pasien Covid-19 pun tetap mengenakan APD.
"Yang di luar tetep pakai APD, faceshield, N95, tapi tidak semua pakai hazmat," ujar Soetojo.
Soetojo mengatakan ketersediaan APD juga sudah cukup banyak saat ini dengan banyaknya sumbangan dari donatur. Selain itu, kata dia, FK Unair juga menyumbang APD ke Rumah Sakit Dr Soetomo. "Karena kami punya PPDS, kami sediakan (tes) PCR," kata ahli urologi ini.
Sebanyak 22 dokter residen FK Unair di RS Dr Soetomo sebelumnya dikabarkan positif Covid-19. Satu di antaranya ialah dokter Miftah Fawzy Sarengat yang meninggal pada 10 Juni lalu.
Soetojo membenarkan hal ini. "Rinciannya berapa saya tidak hafal, tapi tidak sampai 25. Mungkin 15-20 orang," ujarnya.
Menurut Soetojo, FK Unair memiliki 1.500 peserta PPDS di RS Dr Soetomo. Mereka tersebar di 25 program studi pendidikan spesialis kedokteran.