TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan sakit adalah pilihan tiap individu. Namun, untuk sehat adalah kewajiban.
Juvir Yurianto mengungkap\k\annya menanggapi sebagian masyarakat yang masih belum mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Harus diyakini sakit itu pilihan, karena yang wajib itu sehat," kata Yurianto seperti dilansir Antara pada Kamis, 18 Juni 2020.
Menurut dia, wajar apabila ada masyarakat yang sakit lantaran memilih tidak mematuhi protokol Covid-19. Ia mengatakan tertular Covid-19 bukanlah takdir, melainkan pilihan cara hidup.
"Dia milih enggak pakai masker, dia memilih enggak cuci tangan, dia memilih enggak jaga jarak."
Masyarakat, menurut dia, perlu menyadari jika tidak sehat maka hidup mereka menjadi tidak produktif. Buntutnya, bagi kepala keluarga tidak bisa menafkahi keluarga.
Achmad Yurianto mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan sebab wabah Covid-19 adalah masalah bersama.
"Hanya kita yang bisa menyelesaikan masalah ini," ujar Yuri.
Menurut Yuri, pembelajaran bisa didapat dari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ia menilai kebijakan tersebut masih dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai alatnya pemerintah untuk mengendalikan masyarakat. Lantas ada yang sembunyi-sembunyi melanggar bila tidak ada yang mengawasi.
"Yang kita inginkan sekarang, kesadaran bahwa PSBB atau protokol kesehatan itu adalah alatnya masyarakat agar tidak sakit," tutur Yurianto.
CAESAR AKBAR | ANTARA