TEMPO.CO, Jakarta - Widya Astuti Boerma, warga Belanda, mencari ibu kandungnya di Indonesia. Dia terpisah sejak 41 tahun lalu sejak diadopsi pasangan Belanda.
“Saya dipisahkan dari ibu kandung sejak 1979,” kata Widya di Den Haag, Belanda, dengan Bahasa Inggris via telepon kepada Tempo pada Selasa, 16 Juni 2020.
Widya, kini 44 tahun, diadopsi saat masih balita. Ia tak yakin dengan tanggal kelahirannya dan nama orang tua kandungnya karena dokumen adopsi, termasuk akta kelahirannya dipalsukan oleh Panti Asuhan Kasih Bunda.
Menurut dokumen Kasih Bunda, Widya lahir pada 6 November 1975 di Jakarta dari pasangan Sunarti dan Kartono. Namun, ia yakin lahir di Yogyakarta dan orang tuanya bekerja di Kraton Yogyakarta. “Saya masih ingat orang tua saya berlutut di hadapan Sultan,” ujarnya.
Sebelum diadopsi, Widya ingat pindah bersama orang tuanya ke Metro, Lampung.
Ia menduga keluarganya pindah ke Lampung dalam program transmigrasi pemerintah. Salah satu kenangan yang masih diingatnya di Metro adalah ketika rumah yang ditinggalinya kebakaran. “Setelah itu saya tidak yakin apakah ayah saya meninggal saat insiden itu.”
Setelah itu, Widya dan ibunya hijrah ke Jakarta dan hidup di jalanan dan tidur di kolong jembatan. Widya pun ingat ibunya sering menitipkan dirinya kepada orang lain setiap mau berangkat kerja.
Suatu hari di sebuah stasiun di Jakarta, ibu kandungnya meminta Widya ikut bersama perempuan keturunan Tionghoa bernama Utari (bukan nama sebenarnya). Dia mengira dirinya dititipkan sementara seperti biasa.
“Ibu kandungku tidak pernah bilang kalau hari itu menjadi pertemuan terakhir kami,” tutur Widya.
Utari kemudian membawa Widya ke Panti Asuhan Kasih Bunda. Tak banyak kenangan yang diingat Widya saat tinggal di sana. Dia hanya ingat pernah dihukum karena banyak menangis dan mengompol.
Tiga pekan berada di Kasih Bunda, Utari mengajak Widya ke sebuah penginapan di Jalan Raden Saleh, Jakarta. Di sanalah Widya bertemu dengan orang tua angkatnya. Pada Agustus 1979, Widya dan orang tua adopsinya terbang ke Belanda.