TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 139 laboratorium uji spesimen Covid-19 yang tersebar di seluruh Indonesia telah beroperasi. Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, pada dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Graha BNPB, Jakarta Timur.
"Jadi memang di awal-awal kasus itu, kami mengoperasionalkan 4 laboratorium. Namun demikian di dalam perkembangannya ternyata eskalasi peningkatan jumlah ini begitu cepat," kata Abdul, Selasa, 16 Juni 2020. Menurut dia, kehadiran laboratorium tersebut diketahui melalui Menteri Kesehatan yang mengeluarkan Surat Edaran Nomor 234 Tahun 2020, di mana disebutkan jika 139 laboratorium di seluruh Indonesia sudah beroperasi.
Abdul menuturkan dengan bertambahnya jumlah laboratorium membuat spesimen yang diperiksa pun bertambah. Bila sebelumnya dalam sehari uji spesimen di kisaran 1.000, sekarang spesimen yang diperiksa mencapai 19.100.
Baca juga: Tes Massif Covid-19, Jawa Barat Dibantu Mobile Laboratorium BSL-3
Abdul menyatakan petugas akan menambah jam kerja dan sumber daya manusia, sehingga akan menambah spesimen yang diperiksa per harinya. Ia menyatakan masih banyak laboratorium yang jam kerjanya terbatas.
Sebelumnya jam kerja di laboratorium mencapai 6 jam, ia berharap bisa ditambah menjadi 12 jam per hari. "Tentunya dengan harapan, kalau misalnya 6 jam per hari saja kami bisa mencapai 19 ribu. Dengan dua kali lipat jam kerja ditingkatkan maka hasil pemeriksaan pun akan bertambah," kata Abdul.
Selain itu, sumber daya manusia yang terlibat di dalam laboratorium juga akan ditambahkan, terutama sukarelawan dengan latar belakang medis. Abdul menyatakan petugas Kementerian Kesehatan telah melakukan pelatihan kepada sejumlah relawan.
"Demi efisiensi kami akan merekrut tenaga-tenaga yang berasal dari dosen-dosen Poltekkes, mahasiswa dan alumni poltekkes yang kebetulan ada di daerah-daerah sesuai kebutuhan," ujar Abdul.
ANDITA RAHMA