TEMPO.CO, Jakarta - Operasi aparat Satuan Tugas atau Satgas Tinombala diduga salah sasaran. Dua petani bernama Syarifuddin dan Firman tewas diberondong tembakan saat tengah berteduh di kawasan Pegunungan Kawende Kilometer 9, Kecamatan Poso, Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Selasa, 2 Juni lalu.
Pegunungan Kawende merupakan wilayah operasi Satgas Tinombala. Tim gabungan kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia itu memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.
Baca Juga:
Adik Syarifuddin, Fardil bercerita, mereka tengah berteduh di gubuk kebun miliknya lantaran hujan lewat tengah hari pada 2 Juni itu. Bersama Syarifuddin dan tiga temannya, Anhar, Agus, dan Muhajir, ia baru saja memanen kakao dan kopi. Hari itu Agus membawa Firman, anaknya, yang berusia 17 tahun.
Tiba-tiba berondongan tembakan menghajar gubuk tersebut. Mereka berhamburan sambil berteriak-teriak. "Petani, petani! Warga, warga!" kata Fardil menceritakan kembali peristiwa itu, dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 8 Juni 2020.
Fardil bersembunyi di balik tumpukan balok kayu. Dua meter darinya, Firman yang memiliki keterbelakangan atau retardasi mental tiba-tiba berdiri. Seiring dengan bunyi tembakan, Firman rebah bersimbah darah. Peluru menembus rahang kirinya.
Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah berjanji akan transparan menyampaikan perkembangan penyelidikan tewasnya dua petani di Poso Pesisir Utara pada 2 Juni 2020.
"Iya, kami sampaikan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tengah Komisaris Besar Dididk Supranoto melalui pesan teks pada Senin, 8 Juni 2020.
Didik pun menuturkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Untuk saat ini Polda Sulteng telah menurunkan tim investigasi (Propam dan Itwasda) yg dipimpin oleh Irwasda. Untuk perkembanganya kami menunggu hasil kerja dari tim yang sekarang masih melakukan tugasnya di wilayah Poso," kata Didik.