TEMPO.CO, Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanggapi hasil survei yang menyebutkan elektabilitasnya naik tajam gara-gara pandemi Covid-19. “Bekerja itu jangan cari pujian niatnya. Bekerja itu jangan berharap ada apresiasi. Yang penting kita bekerja karena kebutuhan,” kata dia, dalam konferensi pers, Senin, 8 Juni 2020.
Menurut Ridwan, setiap keputusan yang diambil dalam penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Barat mengandalkan pertimbangan ilmiah. “Itulah Gugus Tugas Jawa Barat, selalu pakai ilmu, selalu tanya ke ilmuwan ekonomi, ilmuwan kesehatan dalam ngitung zona kuning ke zona biru,” kata dia.
Ridwan Kamil berpendapat naiknya elektabilitas sebagai bentuk apreasiasi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Barat. “Kalau ada apresiasi, dihubungkan ke politik, seperti tadi, elektabilitas, saya juga tidak bisa menghindari. Mudah-mudahan itu adalah sebuah hal yang faktual, kira-kira begitu,” kata dia.
Ridwan Kamil berujar elektabilitas bukan tujuan. “Bagi saya, elektabilitas naik turun, bukan tujuan. Karena konsentrasi kita ini fokus menyelamatkan 50 juta warga Jawa Barat. Lain-lain, itu sekunder,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyebut pandemi Covid-19 berdampak pada elektabilitas menuju pemilihan presiden. Dalam hal ini, kata Burhanuddin, kepala daerah memiliki peluang besar menarik perhatian publik dengan kebijakan-kebijakan mereka dalam menangani pandemi Covid-19. “Pandemi ini bisa menjadi lahan bagi kepala daerah untuk menunjukkan taringnya,” ujar Burhanuddin, Ahad, 7 Juni 2020.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei dengan menyodorkan 14 nama yang dianggap calon potensial di Pilpres 2024. Empat di antara 14 nama itu adalah kepala daerah. “Survei kami menunjukkan, elektabilitas dua kepala daerah naik selama pandemi, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” ujar Burhanuddin.
Menurut Survei Indikator, elektabiltas Ganjar naik dari 9,1 persen (pada Februari 2020) menjadi 11,8 persen (pada Mei 2020). Adapun elektabilitas Ridwan Kamil naik cukup tajam 3,8 persen menjadi 7,7 persen.
Sementara itu, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun dari 12,1 persen menjadi 10,4 persen. Begitu pula dengan elektabilitas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun dari 5,7 persen menjadi 4,3 persen.
Survei ini dilakukan pada 16-18 Mei 2020 dengan 1.200 responden. Para responden diwawancarai via telepon. Mereka dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020. Margin of error survei ini sekitar ±2.9% dengan tingkat kepercayaan 95%.