TEMPO.co, Jakarta - Ada yang menarik dari hasil survei Indikator Politik Indonesia tentang sikap publik menyikapi apakah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah dan menghentikan penularan Covid-19 sebaiknya dilanjutkan atau dihentikan saja.
Sebanyak 50,6 persen masyarakat ingin PSBB dilanjutkan agar penyebaran virus Corona atau COVID-19 bisa diredam. Sementara 43,1 persen masyarakat menilai PSBB sudah cukup dan bisa dihentikan agar ekonomi segera berjalan. Sisanya, 6,3 persen masyarakat tidak tahu/tidak jawab.
“Berdasarkan wilayah, terutama warga DKI, sebanyak 76 persen masyarakat ingin PSBB dilanjutkan. Pendukung Jokowi-Ma’ruf cenderung ingin PSBB dilanjutkan, sementara pendukung Prabowo-Sandi terbelah sama besar,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia BurhanuddinMuhtadi Ahad, 7 Juni 2020.
Burhanuddin Muhtadi mengatakan, secara demografi, warga berpendidikan SLTA dan perguruan tinggi cenderung ingin PSBB dilanjutkan. Sebaliknya, mereka yang berpendidikan SD-SLTP cenderung ingin PSBB dihentikan. Demikian pula warga yang berpendapatan lebih tinggi cenderung ingin melanjutkan PSBB, sebaliknya dengan warga berpendapatan lebih rendah. Warga di pedesaan cenderung ingin melanjutkan PSBB dibandingkan warga di perkotaan.
Survei ini dilakukan pada 16-18 Mei 2020 lalu. Hasil sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Para responden diwawancarai via telepon. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.