TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyorot kebijakan kenormalan yang baru alias new normal Covid-19 yang dicanangkan pemerintah.
Fadli Zon menilai kebijakan new normal mencemaskan karena secara epidemiologis Indonesia masih berada dalam zona merah pandemi Covid-19.
"Belum terlihat tanda-tanda 'kenormalan', yang terlihat justru ketidakjelasan seperti berjalan di tengah kegelapan," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya hari ini, Rabu, 3 Juni 2020.
Menurut Fadli Zon, Indonesia saat ini masih berada di urutan ke-19 di dunia dalam hal penambahan kasus baru Covid-19.
Merujuk data Badan Kesehatan Dunia (WHO), mantan wakil Ketua DPR itu menyebutkan, angka penularan virus atau reproduction rate (RO) Corona di Indonesia masih 2,5.
"Tingkat penularan ini masih tergolong tinggi," ucap anggota Komisi Luar Negeri DPR ini.
Di sisi lain, Fadli Zon melanjutkan, pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memperbolehkan 102 wilayah kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan new normal.
Fadli menilai wacana new normal juga tak banyak melibatkan pertimbangan kalangan profesional kesehatan. Wacana itu lebih banyak didikte kalangan pengusaha.
Menurut Fadli, pemerintah seharusnya percaya pada sains serta menggunakan data yang akurat dan proporsional.
"Bukan berpijak di atas harapan, apalagi atas dasar kepentingan sekelompok orang," ucapnya.
Pernyataan Fadli bertentangan dengan Presiden Joko Widodo yang berulang kali menegaskan masyarakat harus bersiap menghadapi new normal.
"Kita ingin tetap produktif, tapi aman Covid-19. Sekali lagi, produktif dan aman Covid-19. Ini yang kita inginkan," ujar Jokowi di Summarecon Mal Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa lalu, 26 Mei 2020.