TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pendidikan DPR Syaiful Huda meminta pemerintah tidak buru-buru membuka kembali sekolah pada tahun ajaran baru mendatang karena wabah Covid-19 masih menyerang.
Menurut politikus PKB tersebut laju penularan Covid-19 di Indonesia masih meningkat dan belum menunjukkan penurunan.
"Membuka kembali sekolah di tengah pandemi adalah pertaruhan besar," kata Syaiful Huda dalam keterangan tertulis hari ini, Selasa, 26 Mei 2020.
Syaiful Huda mengusulkan bila perlu sebelum membuka kembali sekolah-sekolah pemerintah melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan untuk meminimalisasi penularan Covid-19 di sekolah.
Dia menjelaskan anak-anak usia sekolah rentan tertular Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Jumat, 22 Mei 2020, jumlah anak yang kena Covid-19 sebanyak 831 atau 4 persen dari jumlah keseluruhan pasien Covid-19
“Data Ikatan Dokter Indonesia menyebutkan jika 129 anak meninggal dunia dengan status PDP dan 14 anak meninggal dengan status positif Covid-19," ujar Syaiful Huda.
Di menyarankan pemerintah mempertimbangkan beberapa hal sebelum membuka kembali sekolah.
Pertama, sekolah di zona hijau boleh dibuka kembali. Namun jika di zona merah maka harus ditolak.
Kedua, harus ada kejelasan protokol kesehatan seperti screening kesehatan bagi guru dan siswa. Mereka yang memiliki penyakit komorbid (penyerta) sebaiknya dilarang belajar dan mengajar.
Syaiful Huda meminta dilakukan tes PCR bagi guru dan siswa sebelum pembukaan sekolah, pengaturan pola duduk di kelas, hingga ketersediaan hand sanitizer, serta disinfektan.
“Semua protokol kesehatan tersebut harus disosialisasikan kepada para orang tua siswa serta dilakukan simulasinya sebelum proses pembukaan sekolah,” katanya.