INFO NASIONAL — Adanya pandemi Covid-19 tidak sedikitpun menyurutkan semangat Pengawas Benih Tanaman (PBT) dalam menjalankan rutinitas tugas ke lapangan. Seperti halnya dalam rangka Pengawasan dan Peredaran Benih, Provinsi Sumatera Selatan melakukan pengecekan mutu benih bantuan pemerintah untuk memastikan jaminan benih yang bermutu.
Koordinator PBT Provinsi Sumsel, Wirna, menuturkan setiap adanya permohonan pengecekan mutu benih dari penyedia benih, PBT segera turun ke lapangan untuk memeriksa dan mengambil sampel benih. Sampel tersebut untuk diuji di laboratorium Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).
Baca Juga:
"Hingga bulan April 2020 kemarin jumlah benih bantuan tahun ini yang masuk ke Provinsi Sumatera Selatan dan telah dilaksanakan pengecekan mutu oleh PBT sebanyak 344,92 ton," ujar Wirna di Palembang, Senin, 25 Mei 2020.
Wirna menyebutkan, bantuan benih yang diterima untuk petani di Sumsel terdapat benih Padi sebanyak 6.000 ton, benih jagung sebanyak 329.800 ton dan benih kedelai sebanyak 9.120 ton. "Sebagian besar benih ini berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Lampung," ucapnya.
Di tempat terpisah, Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Bambang Parmono menyatakan benih bantuan digunakan untuk memenuhi kebutuhan penangkaran yang tersebar di Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga:
Sedangkan, benih yang didistribusikan kepada Kelompok Tani hanya benih yang lengkap dokumen dan yang dinyatakan lulus dalam pengujian laboratorium.
"Pengawas benih merupakan ujung tombak dalam melakukan pengawasan dari hulu hingga hilir. PBT bertanggung jawab dalam pengawasan peredaran benih dan pemeriksaan lapangan," ujarnya.
Dalam menghasilkan benih bermutu, PBT secara periodik turun ke lapangan melaksanakan pemeriksaan pendahuluan, fase vegetatif, fase berbunga, fase generatif, pengambilan sampel dan supervisi pemasangan label.
Kepada seluruh Pengawas benih Tanaman, Bambang mengatakan meskipun ada anjuran dari pemerintah untuk bekerja dari rumah (work from home), namun tugas dan fungsi sebagai PBT harus tetap dilaksanakan dengan sangat hati-hati sesuai dengan standar operasional prosedur pencegahan pandemi Covid-19.
Apalagi dengan jumlah PBT yang hanya 25 orang dan mengawasi penangkaran sebanyak 3.000 unit di Provinsi Sumatera Selatan.
"Kepada PBT dalam menjalankan tugas dan fungsinya di lapangan agar selalu mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk selalu menerapkan physical distancing, menggunakan masker dan sering mencuci tangan saat berada di luar rumah," kata Bambang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan bantuan pemerintah benih memang harus benar-benar diuji kualitasnya. Pemerintah memberikan bantuan benih berupa varietas unggul agar produksi pangan terjaga sehingga stok pangan aman, khususnya di tengah dampak virus corona.
"Karena itu, bantuan benih unggul tentu untuk memastikannya kita perlu bantuan pengawas benih melakukan uji supaya benih yang sampai ke tangan petani adalah benih yang mampu meningkatkan provitas," ucapnya.
Suwandi menyebutkan seperti halnya arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa peningkatan produksi ditunjang dengan penyediaan benih yang bermutu. Ini dimaksudkan tentu untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pangan bagi rakyat Indonesia mampu terpenuhi.
"Tak lupa saya mengucapakan selamat Hari Raya Idulfitri untuk semua petani, semua aparat dinas pertanian yang bekerja penuh semangat tak kenal takut. Semoga apa yang kita kerjakan ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," ucap Suwandi. (*)