Pagebluk Covid-19 ini, kata Anitha, benar-benar menyebabkan perubahan besar. Menjadi perawat RSPI sejak 2010, ia merasakan betul perbedaan dengan situasi kala virus flu burung (H5N1) dan MERS CoV melanda Indonesia pada 2012 lalu dengan saat ini.
Menurut Anitha, SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19 merupakan yang terparah di antara virus-virus sebelumnya. Ia menyebut virus ini 'jahat' ketika sudah menyerang tubuh seseorang.
Bertugas di ruang ICU, Anitha tak mengingat lagi berapa banyak pasien yang sudah ia rawat. Dia bahkan sudah ikut merawat pasien Covid-19 pertama di Indonesia yang diumumkan pada 2 Maret 2020.
Bukan cuma merawat, Anitha juga menyaksikan banyak pasien positif Covid-19 yang meninggal. Penyakit ini bahkan merenggut nyawa seorang koleganya sesama perawat RSPI Sulianti Saroso.
"Kalau dulu dibilang MERS CoV parah, ternyata ini lebih parah, jahat sekali," ujar Anitha.
Covid-19 telah merenggut nyawa 1.351 orang di Indonesia hingga Sabtu, 23 Mei 2020. Jumlah orang positif terinfeksi sebanyak 21.745 dan sembuh 5.249 orang.
Selama ini telah banyak seruan yang dilontarkan perawat, termasuk perawat, agar pemerintah dan masyarakat disiplin berusaha memutus mata rantai penyebaran virus. Sebab jika penularan terus terjadi, dikhawatirkan akan banyak pasien yang memerlukan perawatan. Padahal jumlah rumah sakit dan tenaga medis terbatas.
"Kalau perlu ingin ngomong ke masyarakat, memang kami tugasnya merawat, tapi hargailah kami, jangan sampai masuk ke rumah sakit," kata Anitha.