TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengungkapkan perbedaan solidaritas atau donasi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 dan saat bencana lainnya. JK mengatakan solidaritas warga saat ini tak terlalu tinggi karena masyarakat di semua daerah berhadapan dengan wabah yang sama.
"Sekarang semua tempat kena, jadi orang menjaga tabungannya," kata JK dalam diskusi virtual bersama Tempo, Sabtu, 23 Mei 2020.
Dia mencontohkan tsunami Aceh pada 2004. Ketika itu, kata JK, penggalangan dana yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp 100 milar. JK mengatakan stasiun televisi yang sama kembali menggalang dana untuk Covid-19, tetapi uang yang terkumpul sekitar 10-15 persennya saja.
JK mengatakan hal itu terjadi karena sebelumnya bencana hanya melanda Aceh sedangkan tempat lain aman. Sedangkan saat ini perekonomian seluruh negara kena imbasnya.
JK mengatakan masyarakat di tiga kelompok ekonomi sama-sama terimbas pandemi Covid-19. Masyarakat kelas bawah barangkali tak memiliki tabungan untuk hidup lebih dari satu bulan tanpa bekerja.
Baca Juga:
Adapun masyarakat kelas menengah, kata dia, juga menghemat tabungan untuk cadangan hidup selama enam bulan. Sedangkan masyarakat kelas atas yang bisa berinvestasi kini tengah wait and see.
Hal yang sama, kata JK, juga terjadi saat krisis ekonomi 1998. Ketika itu, kata JK, hanya tiga negara di Asia yang terkena dampak sedangkan negara lain masih dapat dimintai bantuan.
"Sekarang kita minta ke mana? Memalukan kan kalau kita minta ke Jepang, Amerika Serikat," kata dia. "Jadi sekarang kemandirian sangat penting, jangan mengharap ke mana-mana."