TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Desa Budi Arie Setiadi menemukan ada BLT Dana Desa yang dipotong di Desa Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat. Ia mendapat laporan jika BLT Dana Desa yang seharusnya disalurkan Rp 600 ribu per bulan per keluarga diduga hanya diberikan Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.
Masalah ini ia temui setelah melakukan inspeksi mendadak hari ini, Jumat, 22 Mei 2020. Tiba di Kantor Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, pada pukul 09.32 WIB, Budi menemukan kondisi kantor desa yang masih tutup. Sepuluh menit kemudian, satu pengurus desa datang dan mengatakan jika kepala desa sedang ke luar daerah.
Kepada Budi Arie, sekretaris desa menjelaskan jika BLT Dana Desa yang disalurkan ke warga tetap Rp 600 ribu per bulan. Hanya data penyalurannya tidak dipampang di kantor desa melainkan disimpan di rumah kepala desa.
"Loh, data kok di rumah Pak Kades? Data Dana Desa harus dipasang di kantor desa supaya masyarakat tahu. Ini untuk transparansi," kata Budi Arie kepada Sekretaris Desa seperti dikutip dari siaran persnya, Jumat, 22 Mei 2020.
Budi Arie melanjutkan inspeksi mendadaknya ke Desa Legok Sari, Kecamatan Darangdan. Sampai di kantor desa, pintu masih terkunci. Di halaman kantor terparkir mobil ambulans.
Meski sudah menunggu selama sepuluh menit, tidak ada satu pun pengurus desa yang berhasil ditemuinya.
"Penyelewengan dana desa bisa menjadi masalah hukum. Kepolisian dan aparat hukum akan menanganinya jika ada bukti-bukti. Keterlaluan nasib rakyat di permainkan," ucap dia.