TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Raditya Jati, mengatakan, perlu ada penanganan khusus dalam pencegahan Covid-19 di tempat pengungsian korban banjir atau bencana alam lain.
“Perlu ahli kesehatan masyarakat ikut turun juga,” kata Raditya kepada Tempo, Kamis, 21 Mei 2020.
Raditya mengatakan, protokol pencegahan Covid-19 yang bisa dilakukan antara lain membatasi kapasitas jumlah tenda, penambahan tempat pengungsian, peningkatan imunitas, dan preventif terhadap penyakit menular maupun penyakit yang akan merambah di daerah pengungsian.
Selain itu, perlu juga diperhatikan kebersihan tenda atau pengungsian ektra, dan sterilisasi.
Menurut Raditya, perlu pengetatan protokol kesehatan yang berlaku, seperti fasilitas tempat cuci tangan, cek kesehatan para pengungsi, pemanfaatan masker, dan jaga jarak fisik. Ia juga menyarankan adanya tim gabungan.
“Terdiri dari ahli epidemiologi, kesehatan masyarakat, tanggap darurat dan logistik secara terintegrasi,” kata Raditya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat disertai petir dan angin masih berpotensi terjadi hingga Jumat, 22 Mei di sejumlah wilayah.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa bencana hidrometeorologi telah terjadi bertubi-tubi di sejumlah wilayah di Indonesia sejak Selasa, 19 Mei dini hari.
Adapun rentetan bencana tersebut meliputi banjir bandang di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan pada Rabu kemarin. Banjir juga merendam sedikitnya 1.042 unit rumah, 4 sarana pendidikan, 2 unit rumah ibadah, 1 sarana kesehatan, 3 unit perkantoran dan 175 hektar sawah di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Banjir tersebut menyebabkan 2 unit rumah hanyut terbawa arus banjir, 44 unit rumah lainnya tergenang dan memaksa 230 jiwa mengungsi di Balai Desa Kaliuda.
Selain itu, bencana alam ini juga merendam 14 unit rumah dan 1 sekolah di Desa Mahanggin, Kecamatan Muaradua, Kabupaten Oku Selatan, Provinsi Sumatera Selatan pada Rabu kemarin, pukul 14.00 WIB. Banjir tersebut juga merendam 3,5 hektar sawah sehingga terancam gagal panen.