TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Jafar, mengatakan pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 mewajibkan pemerintah dan penguasa negara-negara lain untuk menganut ideologi baru (new ideology).
"Khususnya pada bidang sains, pengetahuan, dan teknologi sebagai jalan keluar konkret serta solusi yang benar terkait banyak masalah yang dihadapi manusia," kata Marwan dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Mei 2020.
Menurut Marwan, hanya dengan ideologi baru inilah dapat tercipta berbagai ide, inisiatif, inovasi, kreativitas, budaya hingga gaya hidup yang lebih sehat dan membahagiakan.
Dengan ideologi baru itu, kata dia, diharapkan tatanan sosial baru juga dapat terbentuk. "Dengan kohesi sosial yang lebih kuat, lebih akrab lingkungan, lebih manusiawi, serta tetap bersemangat spartan menghadapi berbagai tantangan kehidupan," ujar dia.
Selain itu, Marwan juga menilai Covid-19 menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah untuk fokus investasi di bidang kesehatan, terutama sektor penelitian atau farmasi.
Ia mengusulkan pemerintah bekerja sama dengan kampus-kampus, lembaga penelitian domestik, serta perusahaan farmasi raksasa nasional.
Kerja sama itu diharapkan memproduksi alat-alat kesehatan, alat pelindung diri (APD) hingga vaksin-vaksin. Apalagi, kata dia, banyak negara diyakini memprioritaskan investasi di bidang kesehatan ini.
Marwan Jafar juga menilai perlunya investasi industri bioteknologi. Terutama di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Dia berpendapat bioteknologi yang kuat di sektor-sektor tersebut dapat berkontribusi besar mengantisipasi krisis pangan.
"Selain krisis pangan, krisis air dan energi juga terus mengintai manusia dan membuntuti banyak negara di dunia di masa depan," ujar mantan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini.
Dia mengimbuhkan, hal-hal ini akan turut mendorong penataan kembali perekonomian nasional yang lebih inklusif. Baik di sektor ekonomi riil, kreatif, industri, dan perdagangan, hingga sektor keuangan dan perpajakan.
"Termasuk penguatan cadangan devisa, pengurangan defisit neraca pembayaran, dan mengoptimalkan ekspor melalui berbagai komoditas andalan," ucap anggota Komisi Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat ini.