TEMPO.CO, Jakarta - LSI Denny JA menyatakan gaya hidup new normal sebagai salah satu kisi-kisi untuk kembali membuka aktivitas ekonomi warga di tengah pandemi Covid-19.
Penerapan 'normal yang baru' ini merupakan satu dari lima kisi-kisi yang disampaikan lembaga survei ini dalam rangka rekomendasi pelonggaran pembatasan sosial.
"Kita perlu menerapkan gaya hidup baru yaitu new normal dengan protokol kesehatan yang ketat," kata peneliti LSI Denny JA Ikram Masloman dalam konferensi pers, Sabtu, 16 Mei 2020.
Ikram memaparkan, hidup normal setelah pandemi dilakukan dengan mulai membiasakan diri untuk hidup bersama virus Corona yang selalu mengancam di sekitar hingga nanti vaksin ditemukan. Aktivitas di luar rumah dapat kembali dilakukan dengan tetap menerapkan social distancing dan jarak interaksi minimal satu meter.
Masyarakat juga perlu menggunakan masker di fasilitas dan transportasi umum. Fasilitas umum seperti bandara, transportasi umum, restoran, dan lainnya juga wajib mempraktikkan penjarakan sosial. Terakhir, masyarakat perlu lebih menggunakan teknologi komunikasi dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain.
Meski begitu, Ikram mengatakan, masyarakat juga perlu mewaspadai gelombang kedua pandemi Covid-19. Belajar dari pengalaman flu Spanyol pada 1918, kata dia, gelombang kedua pandemi lebih berbahaya dan lebih mematikan.
"Maka tetaplah waspada. Walaupun dibuka ekonomi, era new normal diberlakukan, harus berhati-hati sehingga tidak akan datang gelombang kedua pandemi," ujar Ikram.
Pernyataan soal new normal ini belakangan juga dilontarkan Presiden Joko Widodo. Jokowi mengatakan masyarakat harus hidup berdampingan dengan Covid-19.
Jokowi menampik jika hidup berdampingan dengan Covid-19 sama dengan menyerah melawan penyakit itu. Perlawanan terhadap Covid-19 tetap berlangsung dengan mengedepankan protokol kesehatan. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal.
"Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal," kata Jokowi, Jumat, 15 Mei 2020.