TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengatakan herd immunity sangat berbahaya jika diterapkan di Indonesia.
"Kenapa? Karena baru terbentuk jika minimal 60 sampai 80 persen penduduk Indonesia terinfeksi Covid-19. Akan banyak korban yang dirawat di rumah sakit dan meninggal sebagian," kata Pandu melalui pesan teks pada Rabu, 13 Mei 2020.
Saat ini, kata Pandu, besaran persen orang Indonesia yang terinfeksi masih sangat sedikit. "Di Wuhan saja hanya sekitar lima persen," ujar dia. Sehingga ia menilai konsep kekebalan imunitas ini sangat tidak mungkin diterapkan di Indonesia.
Herd immunity adalah konsep epidemiologis yang menggambarkan keadaan di mana suatu populasi cukup kebal terhadap penyakit sehingga infeksi tidak akan menyebar dalam kelompok itu. Namun, herd immunity ada setelah 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih. Sehingga wabah menjadi jauh lebih sedikit lantaran kebanyakan orang resisten terhadap infeksi.
Menurut Pandu, masyarakat harus benar disiplin jika ingin kasus Covid-19 terus menurun, yaitu dengan membiasakan pola hidup baru.
"Apa itu pola hidup baru? Hidup sehat, pakai masker dan menjaga kebersihan, juga memperkuat dengan pembatasan sosial berbasis komunitas," kata Pandu.