TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, angkat bicara ihwal penelitian terkait prediksi usai pandemi Covid-19 yang dikeluarkan oleh Driven Innovation Lab di Singapore University of Technology and Design.
Herawati mengatakan, penelitian itu awalnya hanya memprediksi Singapura. "Yang ternyata sesuai dengan keadaan negara itu. Dalam perhitungannya, mereka menggunakan model SIR, menghitung S yaitu jumlah susceptible individuals, Infected dan Recovered individu. Data diperoleh dari Our World in Data, yang memang diperoleh dari data negara masing-masing," ujar Herawati saat dihubungi pada Senin, 27 April 2020.
Herawati mengingatkan bahwa hasil dari penelitian ini bisa sesuai jika pemerintah mengambil kebijakan yang tepat dan masyarakat yang benar-benar disiplin. "Data ini per 25 April dan sudah disadari bahwa perubahan kebijakan pemerintah dan juga perilaku individu sangat berperan," ucap Herawati.
Herawati mengingatkan, meski pandemi akan mencapai 99 persen pada 29 Juni, tetapi untuk benar-benar selesai atau 100 persen, baru akan pada September 2020. "Diperlukan waktu sampai tiga bulan," kata dia.
Sebelumnya, Peneliti dari Singapore University of Technology adn Design, Jianxi Luo, membuat prediksi berbasis data-driven tentang akhir wabah virus Corona di seluruh dunia. Dia memprediksi Indonesia akan terbebas 100 persen dari wabah Covid-19 pada 7 September 2020.
Luo berharap penelitiannya tersebut mampu menekan kecemasan masyarakat. Ia juga ingin masyarakat menyiapkan mentalnya pada fase berikutnya dari evolusi pandemi ini, entah dalam bentuk membaik atau memburuk. Prediksi semacam ini juga bisa menjadi rujukan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan ke depannya.