TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto, menyebut Anggota Open Government Partnership Steering Committee (OGP SC), Ravio Patra, ditangkap polisi.
"Iya, ditangkap pada 22 April 2020 antara pukul 19.15 sampai 21.00 WIB, waktu pastinya tidak bisa ditentukan," kata Damar saat dihubungi pada Kamis, 23 April 2020.
Damar menjelaskan, penangkapan ini berawal ketika Ravio bercerita kepada bahwa WhatsApp-nya diretas oleh seseorang. "Saat Ravio coba menghidupkan WA, muncul tulisan 'You've registered your number on another phone', lalu dicek ke pesan masuk SMS, ada permintaan pengiriman OTP," ucap dia.
Damar kemudian bergegas melaporkan ke pihak resmi WhatsApp, dan akhirnya oleh Head of Security WhatsApp dibenarkan bahwa ada insiden pembobolan.
Ia mengatakan, pelaku pembobolan menemukan cara mengakali nomer mereka untuk bisa mengambil alih WhatsApp yang sebelumnya didaftarkan dengan nomor Ravio. Karena OTP dikirim ke nomer Ravio, besar kemungkinan pembobol sudah bisa membaca semua pesan masuk lewat nomer tersebut.
Setelah dua jam, WhatsApp Ravio berhasil dipulihkan. Namun, selama dikuasai "peretas", pelaku menyebarkan pesan palsu berisi sebaran provokasi. Di mana, bunyi pesannya adalah
'KRISIS SUDAH SAATNYA MEMBAKAR!
AYO KUMPUL DAN RAMAIKAN 30 APRIL AKSI PENJARAHAN NASIONAL SERENTAK, SEMUA TOKO YG ADA DIDEKAT KITA BEBAS DIJARAH'
"Saya katakan motif penyebaran itu adalah plotting untuk menempatkan Ravio sebagai salah satu yang akan membuat kerusuhan," ucap Damar. Ia kemudian meminta Ravio untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan semua bukti agar bisa memeriksa perangkat tersebut lebih lanjut.
Lalu, sekitar pukul 19.14 WIB, Ravio menghubungi Damar, dan mengatakan bahwa ada seseorang yang mencarinya. Damar pun langsung menginstruksikan Ravio untuk mematikan ponsel dan mencabut baterai, lalu pergi ke rumah aman.
"Lebih 12 jam tidak ada kabar. Baru saja saya dapat informasi, Ravio Patra ditangkap semalam oleh intel polisi di depan rumah aman," ujar Damar.