Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Petani Riau Melakukan Revolusi Pertanian Gambut

image-gnews
Ismail, Kader Sekolah Lapang Petani BRG di Riau. (Foto: Suwardi/Dok. BRG)
Ismail, Kader Sekolah Lapang Petani BRG di Riau. (Foto: Suwardi/Dok. BRG)
Iklan

INFO NASIONAL - Bertani yang baik di lahan gambut adalah tidak membakar, menggunakan bahan-bahan alami yang tidak merusak lingkungan, tidak lagi melakukan pembukaan lahan baru, serta menumbuhkan keswadayaan yang tinggi.

Ismail (50), tersenyum bangga sambil memegang buah melon dan labu madu yang baru saja dipanennya. “Alhamdulillah, akhirnya berhasil,” katanya.

Melon dan labu madu itu adalah percobaan kesekian yang dilakukan Ismail dan kelompok taninya yang diberi nama Kelompok Tani (Poktan) “Memanah”. Mereka melakukannya di lahan kebun contoh (demplot) di Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kebun contoh yang dilakukan  Ismail dan kawan-kawannya itu disebut revolusi pertanian. Tidak berlebihan dikatakan demikian, karena di lahan demplot itu mereka melakukan tiga perubahan besar dalam praktik pertaniannya.

Pertama, menerapkan pertanian tanpa membakar. Lahan-lahan pertanian di Desa Pedekik pada umumnya lahan gambut. Para petani terbiasa melakukan pembakaran lahan gambut untuk menurunkan keasaman dan menaikkan pH tanah.

Bertahun-tahun pertanian dengan cara bakar lahan ini mereka lakukan. Namun demikian, ketika ekosistem gambut semakin rusak, hal ini tidak mudah lagi dilakukan.

Pada saat kebakaran hutan dan lahan terjadi sangat parah, larangan membakar lahan pun diterapkan dengan tegas. Proses hukum diberlakukan kepada para pembakar lahan gambut. Hal ini menyebabkan banyak petani di lahan gambut ketakutan. Mereka menghadapi dilema. Di satu sisi takut dengan ancaman hukuman. Di sisi lain, harus tetap melanjutkan kegiatan pertanian untuk kebutuhan rumah tangga.

Dilema ini pun dialami oleh Ismail dan warga Pedekik. Yang mereka lakukan kemudian adalah "kucing-kucingan" dengan aparat yang melakukan patroli.

Namun, perubahan terjadi ketika 2019 lalu, Suwardi, fasilitator Desa Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut (BRG) mendatangi Ismail. Suwardi menawarkan Ismail ikut dalam kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut yang diselenggarakan BRG.

Melalui Sekolah Lapang itu, Ismail mulai terbuka pikirannya. Bertani tanpa membakar itu ternyata bisa dilakukan. Tidak hanya itu, Ismail juga mendapat pelajaran membuat pupuk dan pestisida alami sendiri.

Kembali ke Pedekik, Ismail segera mengumpulkan kawan-kawan petani lain. Mereka membentuk kelompok tani bernama Memanah atau Membenahi Tanah. Ismail dan kawan-kawannya pun ingin membenahi lahan gambut mereka yang rusak.

Perubahan kedua yang dilakukan Poktan Memanah adalah mulai menerapkan pertanian alami. Bekal pengetahuan dari Sekolah Lapang Petani Gambut BRG digunakan untuk membuat pupuk dan pestisida alami.

Mereka membuat sendiri dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Contohnya nanas, rebung, batang pisang, kotoran ternak, eceng godok, sabut kelapa, dedak padi, lengkuas, daun sirih, daun kemangi, tepung sagu, kepala udang, akar bambu, akar sagu, pakis uban, pisang masak, air kelapa, urin ternak, dan buah gadong.

Pupuk itu dinamakan Ismail Pupuk BRG yang hasilnya jos. Tanaman jadi lebih kuat dan waktu panen makin panjang.

"Untuk kacang panjang biasanya dengan pupuk kimia kami panen selama 15 kali panen dalam 30 hari. Tetapi, dengan menggunakan pupuk ini, panen bisa sampai 20 kali selama sebulan,” tuturIsmail.

“Yang lebih baik lagi, kami bisa membuatnya sendiri, tidak usah membeli. Ini mengurangi banyak biaya produksi,” ujar Maslina, anggota Poktan Memanah lainnya.

Apa yang disampaikan Maslina menunjukkan revolusi ketiga yang dilakukan Poktan Memanah, yaitu keswadayaan produksi. Dengan kemampuan membuat pupuk dan pestisida alami sendiri, mereka sedang mengujicobakan semangat kemandirian petani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sekolah Lapang Petani Gambut yang kami selenggarakan, bertujuan menemani para petani gambut untuk melakukan pertanian dengan baik," ujar Myrna Safitri, Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG.

Maksudnya baik adalah tidak membakar, menggunakan bahan-bahan alami yang tidak merusak lingkungan, tidak lagi melakukan pembukaan lahan baru, serta menumbuhkan keswadayaan yang tinggi.

Sekolah Lapang Petani Gambut diselenggatakan BRG, untuk memberikan solusi kepada para petani gambut agar dapat melanjutkan kegiatan pertanian tanpa merusak lingkungan. Secara khusus, tanpa melakukan pembakaran.

Di lahan-lahan gambut tipis dengan fungsi budidaya, pertanian rakyat sudah lama dilakukan. Mereka menjadi pemasok bahan-bahan pangan bagi desa dan wilayah sekitar. Ketika bicara ketahanan pangan, maka desa-desa gambut ini sudah lama melakukannya.

Sekolah Lapang Petani Gambut BRG juga didedikasikan untuk mendorong gerakan petani, yang mampu menjalankan pertanian bijak iklim di lahan gambut. BRG dan para mitra seperti LSM Kemitraan dan Proforest, juga memfasilitasi para kader Sekolah Lapang membangun demplot atau kebun contoh Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) di desa masing-masing.

“Khusus tahun 2019, ada 138 demplot yang tersebar di 130 desa/kelurahan. Membanggakannya, 59 persen atau 82 demplot itu dibangun secara swadaya oleh petani. BRG hanya memberi alat pertanian sederhana,” ucap Myrna.

Ditambahkan oleh Muslim Rasyid, Dinamisator Desa Peduli Gambut Riau, ada 96 demplot PLTB yang sudah dibangun. Lebih 20 desa berhasil mempertahankan dan mengembangkan demplot PLTB dan pertanian alami ini.

Selain Ismail, ada cerita menarik juga dari desa Rawa Bangun, Kabupaten Indragiri Hulu. Sukamtono (49), adalah satu dari sekian kader petani yang aktif di Sekolah Lapang BRG.

Kembali ke desa, Sukamtono juga membuat demplot secara swadaya. Ia menanami demplotnya dengan jagung. Beberapa kali gagal, tidak membuatnya putus asa.

Sukamtono, petani gambut dari Indragiri Hulu, di tengah kebun jagungnya. (Foto: BRG)

Kini, Sukamtono melihat tanaman jagungnya tumbuh subur. Upayanya diikuti warga desa lain. Mereka bahkan mengganti tanaman sawit yang sulit diremajakan lagi dengan jagung. Ada sekitar 35 hektare lahan kebun sawit masyarakat di Rawa Bangun yang berubah menjadi tanaman jagung.

Sementara itu, di Kabupaten Siak, Badri dari Desa Buantan Lestari, memilih tanaman cabai menjadi favoritnya. Kesungguhan Badri menjadikan demplotnya sebagai laboratorium pertanian gambut ala petani, membawanya kini menjadi salah seorang guru Sekolah Lapang.

Bersama BRG, Badri berkeliling ke berbagai tempat di Indonesia untuk mengajarkan PLTB dan pertanian alami.

Inovasi dan daya lenting para petani gambut di Riau tidak diragukan lagi. Mereka bukan petani yang melulu berharap atau menuntut bantuan.

Sebaliknya, mereka tangguh menggalang keswadayaan. Ini menjadi modal sosial penting untuk membangun gerakan petani gambut, yang akan menjadi pelindung ekosistem gambut di tingkat tapak.

BRG memberikan ruang yang lebar kepada para petani seperti ini, untuk terus berinovasi dan berbagi cerita kepada banyak pihak. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.