TEMPO.CO, Jakarta - Rasa duka menyelimuti keluarga Djoko Judodjoko, dokter bedah Rumah Sakit BMC Mayapada, Bogor, Jawa Barat. Djoko wafat dimangsa penyakit Covid-19.
Dokter senior tersebut ditengarai tertular dari seorang pasien yang diobatinya.
"Beliau tidak sadar bahwa di antara pasien yang diobati setiap hari itu ada yang kena Covid-19," kata adik ipar almarhum Djoko, Pandu Riono, kepada Tempo pada Selasa lalu, 7 April 2020.
Merasakan sesak dan demam, pensiunan dokter militer tadi kemudian dirawat di RS BMC Mayapada per Rabu, 18 Maret 2020.
Dokter spesialis paru menyatakan Djoko hampir pasti terpapar Covid-19, penyakit baru akibat virus Corona.
Djoko memerlukan ventilator untuk bantuan pernapasan. Ia batal dipindahkan ke RSPI Sulianto Saroso karena tetapi penuh.
Djoko lantas dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, mulai Sabtu, 21 Maret 2020. Dokter sepuh itu pun meninggal di hari yang sama, tiga bulan sebelum genap berusia 70 tahun.
Pandu bercerita bahwa pensiunan dokter tentara itu sosok yang menyenangkan dan dekat dengan keluarga. Dia paling kagum pada kemahiran Djoko bermain piano, meski tak pernah khusus belajar musik.
Djoko juga membina grup angklung para dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bogor dan tenaga kesehatan di sana.
"Dansa salsa juga pinter sekali. Kalau acara keluarga selalu mengajak semua menari mengikuti gerakan dia," ujar Pandu, Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia.
Djoko bertugas sebagai dokter militer sejak lulus kuliah hingga pensiun dengan pangkat kolonel. Ia pernah memimpin rumah sakit TNI di Tangerang, Banten, dan Gunung Salak, Bogor.
Menempuh studi spesialis bedah, Djoko kemudian berfokus pada bedah digestive.
Menurut Pandu, Djoko seperti tak kenal waktu dalam bekerja. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, tersebut dermawan dan disayangi pasien.
"Kalau ada pasien bedah yang tidak punya uang, tidak bisa membayar saat itu, ya sudah dia tidak masalah (belum dibayar)," tutur Pandu.