TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan hingga Selasa, 31 Maret 2020, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan rapid test Corona kepada 2.020 orang. Dari jumlah itu, 49 di antaranya dinyatakan positif.
"Sekarang ada 2020 orang yang sudah rapid test, yang positif 49 orang," kata Gubernur yang juga Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) tersebut saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa petang, 31 Maret 2020.
Kendati dinyatakan positif, kata dia, 49 pasien tersebut masih perlu lagi dites swab PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikannya. "Yang positif rapid test ini tidak bisa jadi patokan bahwa mereka pasti positif Covid-19," kata Khofifah.
Mantan Menteri Sosial tersebut mengatakan biaya tes swab PCR bagi pasien yang dinyatakan positif Covid-19 akan ditanggung pemerintah pusat, sedangkan yang setelah dites swab PCR dinyatakan negatif bakal ditanggung Pemprov Jatim.
Pemprov Jatim sebelumnya telah menerima 18.400 alat rapid test dari pemerintah pusat dan bantuan dari Yayasan Tzu Chi Buddha. Ribuan alat itu telah didistribusikan ke rumah sakit rujukan dan dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota.
Rapid test sendiri diprioritaskan untuk tenaga medis dan para madis yang menangani pasien Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), dan orang tanpa gejala (OTG) atau dulu disebut orang dalam risiko (ODR).
Hingga saat ini, di Jawa Timur terkonfirmasi ada 93 pasien positif Corona, 420 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 6565 orang dalam pemantauan (ODP). Dari jumlah pasien positif Covid-19 itu, 8 di antaranya meninggal dan 17 orang dinyatakan sembuh.