Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

India Juara Umum Olimpiade Astronomi

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, BANDUNG: - Tim India akhirnya tampil sebagai juara umum kompetisi International Olimpyad On Astronomy and Astrophysic 2nd (IOAA) yang digelar di Bandung, 19 – 28 Agustus. Meski diuntungkan sebagai tuan rumah, Indonesia sendiri yang akhirnya hanya puas berada di peringkat ke dua. Unggul dari tim Iran di peringkat ketiga.

Ketiga Negara ini berhasi menjungkalkan Thailand yang dikenal sebagai juara bertahan. Negara gajah putih ini terpuruk dengan hanya mendapat satu medali emas, satu perunggu dan tiga  honorable mention.   Tim India sendiri berhasil meraih dua medali emas, dua perak dan satu perunggu. Indonesia, meski meraih medali paling banyak, empat emas, tiga perak, dua perunggu dan satu penghargaan honorable mention, tak bisa menjadi juara umum.   Menurut Ketua Pelaksana IOAA Taufiq Hidayat, perolehan banyak itu karena kumulatif dua tim. Tim A yang menjadi andalan, hanya menyumbang dua emas, satu perak, satu perunggu dan honorable mention. Medali emas, perak dan perunggu lainnya disumbangkan tim B sebagai guest team. “Medali mereka diakui, tapi tidak bisa menentukan peringkat Negara,” kata Taufiq Hidayat di sela acara penutupan di Sabuga, Bandung, Rabu (27/8).   Medali emas Indonesia disumbangkan dua anggota tim A Lorenz da Silva dari Tim A yang juga siswa SMA Semesta, Semarang dan Ady Suwardi, dari SMA Sutomo 1 Medan. Juga dua anggota tim B lainnya yaitu Amar Kusuma dari SMA Taruna Nusantara, Magelang dan Ridlo Wahyudi Wibowo dari SMA Negeri 1 Rembang.   Medali perak disumbangkan Ester Brigitta dari SMAK BPK Penabur 1 Jakarta, Dua medali lain dari guest team, Yudho Diponegoro siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang dan Marshiella, SMA Negeri 8 Jakarta.   Dua medali perunggu, disumbangkan Eky Valentian Febrianto, SMA 3 Bogor dan Veena Salim, SMA Methodis 3 Medan. Adapun honorable mention diraih Mikha Benanta Purba, SMA Taruna Nusantara Magelang.   Guest Team Indonesia dinilai juri menunjukkan prestasi gemilang. Karenanya, juri memberikan penghargaan outstanding achievement. Sedangkan Lorenz juga mendapat gelar Creative solution. Gelar itu juga diraih Sayed Sadra Sadraddini dari Iran.   Kompetisi IOAA ini diikuti 24 negara. Lebih banyak ketimbang kompetisi tahun lalu di Chiang Mai, Thailand.  

Sekjen IOAA Chatief Kunjaya mengatakan, keberhasilan tim India tidak mengejutkan. Tim ini dikenal rival Indonesia. Kompetisi tahun lalu misalnya, India berada di peringkat ketiga besar dan keluar menjadi juara umum, tahun ini. “Sebagai tuan rumah, Indonesia sebenarnya diuntungkan. Namun India memang luar biasa,” ujarnya.  

Chatief memaparkan persiapan tim India yang jauh lebih matang ketimbang Negara lain. Setahun terakhir, India menyaring lebih dari 50 ribu siswa untuk ikut kompetisi ini. Mereka bahkan mempunyai tempat penelitian khusus astronomi bernama homi baba center. “Jadi saya tidak heran kalau hasilnya juga maksimal” kata Chatief.  

Pembina tim Indonesia Suryadi Siregar menolak jika perolehan ini disebut kegagalan. Prestasi tahun ini, menrutu Suryadi, adalah kemajuan luar biasa karena membuat Indonesia sejajar dengan Negara lain di bidang astronomi seperti India, Iran dan Cina. “Tahun lalu, Indonesia Cuma dapat satu emas. Tahun ini, meski tidak juara umum, Indonesia pengumpul medali paling banyak” ujarnya.  

 

Alwan Ridha Ramdani, Adelheid Pratiwi Sidharta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

17 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

22 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

23 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

24 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.


Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Radiansyah bersama medali perak yang diraihnya di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) ke-16 2023. Foto: Pribadi
Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.