TEMPO.CO, Makassar - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan mempertanyakan strategi pemerintah provinsi dalam penanganan penyebaran virus Corona menyebab Covid-19.
Pasien positif Covid-19 di Sulawesi Selatan terus bertambah sampai mencapai 27 orang. Bahkan, 3 di antaranya meninggal. Kondisi ini membuat Sulsel tertinggi jumlah pasien Covid-19 di luar Pulau Jawa.
“Pemerintah mulai panik karena angka positif meningkat drastis,” kata Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo hari ini, Jumat, 27 Maret 2020.
Dia menerangkan bahwa berdasarkan data di Sulsel orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 250, pasien dalam pengawasan (PDP) 76 orang, dan positif 27 Covid-19 orang.
Al Amin berpendapat seharusnya pemerintah daerah tetap tenang dalam melakukan pencegahan penyebaran virus Corona. Selanjutnya, Pemprov Sulsel dapat mengambil langkah progresif atau skenario tertentu supaya masyarakat tenang.
Al Amin menyebut pemda justru cenderung tertutup kepada masyarakat soal persebaran dan penanganan virus Corona. Pemda lebih memilih menunggu instruksi dari pemerintah pusat ketimbang berinisiatif.
“Kami menilai pemerintah tidak berani mengambil langkah progresif,” ucap Al Amin. “Masyarakat justru mulai proaktif melakukan pencegahan."
Walhi Sulsel mendesak Pemprov Sulsel mengungkap data lebih rinci, seperti profil pasien terpapar virus Corona. Bukan hanya itu, Al Amin meminta data anggaran untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan dan rapid test Corona untuk masyarakat.
Adapun Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meminta masyarakat tidak khawatir apalagi setelah jumlah pasien positif Covid-19. Menurut dia, kondisi tersebut ditangani dengan pemetaaan atau tracing orang-orang yang pernah berinteraksi dengan pasien Covid-19.
Nurdin meminta masyarakat tidak usah memeriksakan diri jika tak mengalami gejala terjangkit virus Corona. Dia berpendapat 80 persen kasus penyebaran Corona di Sulsel dipicu pendatang, seperti jemaah umrah yang pulang dan warga asli yang kembali atau pulang kampung.
“Tetapi kami tak sebutkan orang yang positif supaya tidak stres. Karena ada yang sudah sembuh tetapi pas dikasih tahu langsung stres. Jadi enggak usah disebutkan supaya tak syok,” ucap Nurdin.