TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Umum Daerah Ashari Pemalang, Jawa Tengah, membuat sendiri alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien-pasien yang diduga terpapar virus Corona.
Direktur RSUD Ashari, Sunardo Budi Santoso, mengatakan, rumah sakit membuat APD sendiri karena bantuan dari pemerintah daerah diprediksi tak akan cukup.
"Berapa pun yang disediakan, baik oleh Pemerintah Daerah maupun Dinkes (Dinas Kesehatan) tidak akan cukup. Apalagi itu sekali pakai, jadi pasti kebutuhan besar," kata Sunardo kepada Tempo, Kamis, 26 Maret 2020.
APD yang sudah diproduksi adalah baju hazmat dan pelindung wajah. Pembuatan baju hazmat itu diserahkan kepada konveksi yang ditunjuk rumah sakit.
Menurut Sunardo, mereka mengacu baju hazmat keluaran pabrik yang sudah ada untuk ditiru. Bahan-bahan yang digunakan pun sama, yakni polypropylene spundbound. "Di kondisi seperti ini harus inovasi. Kualitasnya paling tidak mendekati keluaran pabrik," kata dia.
Hingga saat ini, sudah ada sekitar 1.000 baju hazmat yang diproduksi. Sunardo mengatakan, harga satuan baju hazmat yang diproduksi itu adalah Rp 125 ribu. "(Anggaran) dari rumah sakit, kami kan BLUD (Badan Layanan Usaha Daerah), jadi di tiap bidang ada penganggaran," ujar dokter spesialis THT ini.
Adapun pelindung wajah dibuat menggunakan mika yang paling tebal. Rumah sakit sudah memiliki sekitar 300 alat pelindung wajah. Setiap harinya, kata Sunardo, mereka memproduksi sekitar 100 alat. "Kalau mika murah, tinggal ke toko fotokopi, nanti variasi pakai bando atau karet untuk di kepala."
Sunardo mengatakan hingga saat ini belum ada pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Ashari. Namun, APD tersebut sudah digunakan jika menangani pasien-pasien yang memiliki gejala terinfeksi corona.
Di Jawa Tengah, tercatat ada 38 kasus Covid-19. Sebanyak 34 di antaranya dirawat di sejumlah rumah sakit, dan 4 orang meninggal. Adapun orang dalam pemantauan Covid-19 ada 2.858 dan pasien dalam pengawasan Corona sebanyak 257.