TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah mengatakan akan memberikan penghargaan kepada perawat yang meninggal karena positif Corona atau Covid-19. "PPNI akan memberikan penghargaan pahlawan kemanusiaan kepada almarhum melalui keluarga," kata Harif kepada Tempo, Senin, 23 Maret 2020.
Harif mengatakan, PPNI akan berkunjung ke rumah keluarga perawat setelah 14 hari menjalani isolasi.
Sejauh ini, PPNI baru menerima laporan satu perawat meninggal karena positif Covid-19. Perawat itu merupakan pegawai di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, berusia 37 tahun, dan meninggal di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
PPNI, kata Harif, sudah meminta perhatian kepada pemerintah karena informasi kematian perawat itu mulanya tak disampaikan. Harif pun berharap RSCM dapat melaporkan kematian perawat itu kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19. "Semoga tempat kerjanya, RSCM, melaporkan kepada Gugus Tugas agar mendapatkan santunan."
Sejumlah tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 bertumbangan. Dalam catatan Ikatan Dokter Indonesia, ada enam dokter anggota IDI yang meninggal selama situasi pandemi Corona ini.
Mereka di antaranya anggota IDI Cabang Jakarta Selatan, Hadio Ali; anggota IDI Cabang Kota Bogor, Djoko Judodjoko; anggota IDI Cabang Jakarta Timur, Laurentius P; anggota IDI Cabang Kota Bekasi, Adi Mirsaputra; anggota IDI Cabang Medan, Ucok Martin; dan anggota IDI Cabang Bandung Barat, Toni D. Silitonga.
Para dokter dinyatakan sebagai korban pandemi Covid-19, kecuali dokter Toni D. Silitonga yang meninggal karena kelelahan dan serangan jantung. Almarhum merupakan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat, sekaligus Satgas Tim Penanggulangan Covid-19.