Daeng mengatakan saat ini setidaknya telah terkonfirmasi ada 3 dokter dan 1 perawat yang meninggal setelah merawat para pasien Corona. Selain itu, dari informasi yang dihimpun PB IDI puluhan tenaga kesehatan lain juga telah terinfeksi virus ini. "Yang terinfeksi justru banyak yang di (rumah sakit) rujukan. Kondisinya ada yang memprihatinkan di ICU dan memakai ventilator," kata Daeng.
Minimnya, ADP ini juga dikeluhkan Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah. Ia mengatakan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien Virus Corona, mulai mengalami kelangkaan. Hal ini, kata dia, khususnya terlihat di rumah sakit-rumah sakit non rujukan Virus Corona.
"Untuk rumah sakit-rumah sakit lain terutama di UGD, kamar operasi dan ruang-ruang khusus, dikarenakan kelangkaan APD, dihemat menjadikan standar kualitasnya tidak sesuai. Misalkan masker yang dipakai lebih lama dari seharusnya," kata Harif.
Atas dasar ini, baik Harif maupun Daeng meminta pemerintah agar lebih serius dalam melihat nasib para petugas kesehatan. Bukan tidak mungkin, jika terus dibiarkan, akan lebih banyak petugas kesehatan yang ikut menjadi korban.
Pada Kamis, 19 Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebenarnya telah meminta agar perlindungan diberikan kepada seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan pasien Virus Corona. Ia pun meminta mereka agar diberi insentif khusus, di tengah banyaknya beban kerja yang mereka tangani saat ini.
"Saya ingin perlindungan maksimal pada para dokter, tenaga medis, dan jajaran di rumah sakit yang layani pasien yang terinfeksi Covid-19," kata Jokowi saat membuka rapat yang disiarkan langsung lewat YouTube resmi Sekretariat Presiden tersebut.
Gayung bersambut, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, diketahui telah meneken surat kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanjto, yang isinya meminta agar pesawat TNI mengambil alat-alat kesehatan yang dibeli dari Cina. Pesawat lepas landas dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur menuju Shanghai, Cina, pada Sabtu lalu.
Dalam surat itu, disebutkan alat-alat kesehatan yang akan diambil dari Shanghai adalah, disposable masks (masker sekali pakai), N95 masks (masker N95), protective clothing (pakaian pelindung), goggles (kacamata pelindung), gloves (sarung tangan), shoe covers (pembungkus sepatu), infrared thermometer (termometer inframerah), dan surgical caps (topi bedah).