TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Masyarakat Sipil untuk Indonesia Bergerak meminta pemerintah serius untuk menangani penyebaran virus Corona di Indonesia. Salah satu perwakilan Jaringan Masyarakat Sipil untuk Indonesia Bergerak, Nur Hidayati mengatakan, pemerintah harus melibatkan berbagai pihak untuk menghadapi ancaman Covid-19.
"Indonesia memasuki awal fase kritis yang berpotensi memicu ledakan kasus yang berakibat melonjaknya angka kematian. Kondisi ini menuntut kesadaran kolektif dan cara kerja baru yang lebih inklusif, cepat, dan tepat dalam menjawab persoalan," kata Hidayati dalam keterangan tertulis, Sabtu, 21 Maret 2020.
Jaringan ini melibatkan banyak perwakilan organisasi masyarakat sipil, di antaranya Rukka Sombolinggi (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Alissa Wahid (Jaringan Gusdurian), Anis Hidayah (Migrant Care), Dewi Rizki (Kemitraan), Mardiyah Chamim (Puan Indonesia), para akademisi, dan lainnya.
Mereka menilai, penyebaran virus corona yang telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO ini berdampak secara sosial, ekonomi, dan hak asasi manusia, terutama terhadap kelompok rentan. Kelompok ini akan menanggung akibat langsung dari kebijakan pemerintah seperti isolasi hingga karantina wilayah.
Yaya mengatakan, keberhasilan menghadapi Covid-19 memerlukan kesadaran kolektif dan cara kerja baru. Pemerintah pusat harus bekerja dengan dukungan dari pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat sipil. "Serta diperlukan, dukungan dari masyarakat internasional," ujar dia.
Koalisi, misalnya, mendorong pemerintah menerapkan kebijakan yang transparan demi memulihkan dan menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa informasi yang relevan menjangkau setiap orang tanpa terkecuali, termasuk penyandang disabilitas dan kelompok berkebutuhan khusus;
Selain itu, koalisi juga meminta pemerintah memperkuat kerja sama antar instansi. Tak hanya pemerintah dengan pemerintah, tapi juga swasta, kampus, masyarakat sipil, dan media. Koalisi juga meminta Pemerintah menghentikan pernyataan para pejabat dan tokoh-tokoh yang simpang siur, meremehkan keadaan, dan melemahkan kewaspadaan masyarakat.