TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyarankan pemerintah melakukan lockdown atau menutup total wilayah-wilayah yang paling berat terinfeksi virus Corona. Lockdown disarankan dalam jangka pendek terlebih dulu untuk kemudian dievaluasi.
"Terutama di kota-kota yang paling berat terinfeksi corona, sampai dianggap aman untuk dibuka kembali," kata AHY dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Maret 2020. Membatasi sementara pergerakan manusia dan menutup arus manusia keluar masuk suatu wilayah dapat meminimalkan penyebaran virus corona.
Namun dia mengingatkan agar arus barang terutama bahan-bahan pangan pokok tetap terjaga. "Lockdown pasti berdampak pada ekonomi, tapi keselamatan manusia dan masyarakat adalah yang pertama dan utama," ujar putra sulung presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Usul isolasi total itu sebenarnya telah disampaikan banyak pihak. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk salah satunya. Kalla mengatakan, jika wabah Corona makin menyebar, pilihan yang dilakukan banyak negara adalah melakukan lockdown.
Namun, hingga kemarin pemerintah menegaskan isolasi total belum menjadi opsi penanganan penyebaran Covid-19. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan, pemerintah masih memilh kebijakan pembatasan interaksi sosial atau social distancing.
Lockdown, kata Doni, tidak perlu dibahas lagi. Semua harus patuh dengan keputusan pemerintah pusat. “Bapak Presiden tidak akan memberikan status lockdown, cukup dengan social distancing," kata Doni seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo via teleconference, Kamis, 19 Maret 2020.
Selain menyampaikan usullockdown jangka pendek, AHY juga merekomendasikan lima hal lain. Yaitu upaya penghentian penyebaran virus Corona secara intensif, masif, dan terkoordinasi melalui rapid test; realokasi APBN, dan prioritas pembiayaan yang diperlukan dalam operasi penanggulangan virus Corona.
AHY menyarankan realokasi anggaran dari sektor-sektor yang bisa ditunda untuk peningkatan kapasitas fasilitas dan tenaga kesehatan hingga peningkatan perlindungan dan pemberian insentif bagi para tenaga kesehatan. Langkah-langkah itu sebaiknya difokuskan di perkotaan yang tingkat kerentanan dan kepadatan penduduknya tinggi. "Daerah juga harus dipersiapkan karena fasilitas di daerah cenderung terbatas. Jangan sampai kita terkejut dan terlambat."
Kemudian pemberian bantuan kepada kelompok yang rentan kehilangan pekerjaan dan pendapatan melalui bantuan langsung tunai (BLT) atau program sosial lainnya; perumusan dan penerapan kebijakan penanggulangan gejolak ekonomi seperti relaksasi dan restrukturisasi kredit terutama di kalangan UMKM; dan melakukan kerja sama dengan negara lain untuk pengadaan alat kesehatan, utamanya alat uji virus Corona.
"Karena ancaman Corona ini borderless, kami mendorong pemerintah untuk berkolaborasi dengan negara-negara ASEAN dan kawasan pasifik lainnya uang sudah berhasil mengatasi Covid-19 untuk saling mendukung dan memberikan bantuan," kata AHY.