TEMPO.CO, Jakarta - Beredar kembali pesan berantai yang berisi rumor bahwa Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan) Kiagus Ahmad Badaruddin meninggal karena virus Corona.
Menjawab pesan berantai tersebut juru bicara pemerintah untuk penanggulangan Virus Corona dr. Achmad Yurianto menegaskan bahwa Badar telah dua kali menjalani tes COVID-19 sebelum meninggal. Hasil tes adalah negatif Corona.
Apakah ada tes ketiga? Yuri enggan menjawab lugas.
"Tanya ke rumah sakit yang merawat," ujar Yuri lewat pesan singkat hari ini, Jumat, 20 Maret 2020.
Tempo lantas meminta penjelasan Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah dan juru bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan Erlina Burhan.
Baik Rita maupun Erlina tak mengangkat telepon dan tak membalas pesan teks dari Tempo.
Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin wafat pada Sabtu lalu, 14 Maret 2020.
Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae mengatakan Badar meninggal akibat komplikasi diabetes, jantung, dan ginjal.
Dian menceritakan, koleganya itu masuk rumah sakit pertama kali pada Jumat, 6 Maret 2020, dengan keluhan demam. Pada Kamis, 12 Maret 2020, Badar dirujuk ke RS Persahabatan karena sesak nafas.
Karena gejala yang mirip penyakit virus Corona, Badar diisolasi. Namun, dua kali tes menunjukkan Badar negatif virus Corona.
Kala itu Achmad Yurianto juga menampik informasi bahwa ada pejabat negara yang menjadi pasien positif virus Corona dan kemudian meninggal.
"Saya pastikan negatif. Sudah diperiksa jam 2 tadi selesai hasilnya," kata Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 14 Maret 2020.
Dua jam setelah hasil negatif Corona itu keluar, keluarga Badar datang menjemput ke RS Persahabatan sekitar pukul 16.00 WIB. Di sana, wartawan dilarang oleh pengelola rumah sakit untuk mendekat ke sekitar gedung isolasi tempat penjemputan jenazah Badar.
Sekitar sejam kemudian, mobil ambulans tiba di rumah duka sekitar pukul 17.10. Ketika mobil tiba, sanak keluarga Badar mengerubuti mobil untuk mengangkat peti jenazah.
Di dalam mobil peti jenazah Badar nampak telah dibungkus plastik. Seorang petugas ambulans menggunakan masker N95 serta sarung tangan karet yang panjangnya sampai siku.
Peti jenazah langsung dibawa masuk ke dalam rumah. Setengah jam kemudian, jenazah di dalam peti dibawa ke masjid dekat rumah untuk disalatkan.
Jenazah mantan pejabat Kementerian Keuangan tersebut dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Direktur Utama RS Persahabatan Rita Rogaya dan juru bicara Tim Penanganan Covid-19 RS Persahabatan tak menjawab pesan Tempo yang menanyakan alasan peti mati Badar dibungkus plastik.