TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Istiqlal meniadakan pelaksanaan salat Jumat selama dua pekan. Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan hal ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Hari ini untuk dua Jumat yang akan datang, Masjid Istiqlal, kami tidak menggunakannya untuk salat Jumat," kata Nasaruddin dalam jumpa pers yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Jumat, 20 Maret 2020.
Nasaruddin mengatakan, langkah ini diambil pihak Masjid Istiqlal dengan dasar dua alasan, yakni objektif dan subjentif. Secara objektif, ada fatwa yang telah dikeluarkan MUI yang menganjurkan untuk tidak menggelar salat Jumat di daerah dengan tingkat penyebaran corona yang tinggi. Selain itu, ada juga imbauan dari Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta untuk tidak menggelar pelaksanaan ibadah massal.
Secara subjetif, kata Nasaruddin, pihak Masjid Istiqlal melihat perkembangan yang ada di Iran, Korea Selatan, dan Italia dengan tingkat persebaran corona yang tinggi.
"Ini sangat memprihatinkan. Supaya jangan terjadi di Tanah Air, kami imbau terutama di daerah yang banyak kasus corona untuk tidak menggelar salat Jumat," kata Nasaruddin.
Kasus positif corona di Tanah Air sejauh ini telah mencapai 309 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 25 orang meninggal. Tingkat kematian akibat corona di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN.