Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rapat Besar Lagi, Yogya Masih Belum Putuskan KLB Corona

image-gnews
Gubernur DIY Sultan HB X saat memberi pernyataan terkait Corona di Kantor Kepatihan DIY. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Gubernur DIY Sultan HB X saat memberi pernyataan terkait Corona di Kantor Kepatihan DIY. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah DIY belum menetapkan status kejadian luar biasa atau KLB dan melakukan isolasi wilayah atau lockdown untuk merespon kasus Corona di DI Yogyakarta.

“(Pembahasan sementara) kami belum mengarah pada aspek aspek (pengambilan keputusan) yang berkaitan dengan KLB dan kebijakan untuk sekolah,” ujar Sultan usai menggelar rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atau Forkominda DIY di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Senin, 16 Maret 2020.

Sultan menuturkan pihaknya masih menjaga psikologis kalangan pelajar, khususnya dari tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK), yang bersiap menempuh ujian nasional pekan ini agar tetap bisa menjalani ujian dengan tenang serta tak terpengaruh kasus wabah ini.

“Untuk sekolah SD dan SMP yang ditangani pemerintah kabupaten/kota dan SMA yang ditangani pemerintah provinsi akan kami bahas bersama bagaimana sebaiknya,” kata Sultan.

Sultan menuturkan untuk kebijakan meliburkan sekolah atau tidak masih perlu identifikasi lebih lanjut dengan pemerintah kabupaten/kota agar tak berjalan sendiri-sendiri mengambil kebijakan. Agar, kata dia, jika satu sekolah libur maka bisa libur juga semuanya.

Di Yogya diketahui sudah ada satu balita yang positif Corona. Balita itu diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Depok.

Untuk saat ini, Sultan meminta warga mengurangi aktivitas aktivitas yang bisa ditunda. "Jadi aktivitas kelembagaan, perorangan, ataupun kelompok yang memungkinan bisa ditunda ya kami harapkan ditunda untuk menghindari berkumpulkan massa,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sultan menuturkan jika memang tetap ada kelompok masyarakat yang menggelar aktivitas massa di tempat tertentu seperti hotel dan restoran, maka sudah kewajiban pengelola di tempat tempat itu untuk menyediakan alat dan sarana pemeriksaan dan pengecekan bagi warga yang diundang.

Tidak sekedar sarana cuci tangan namun juga pengukur suhu tubuh. Sehingga bisa diketahui bahwa warga yang berkumpul memang aman dan tidak membawa potensi penularan.

“Publik sendiri harus berbuat sebagai subyek untuk mengamankan dirinya maupun orang lain yang berada di satu tempat dengannya,” kata Sultan.

Sultan juga meminta pembatalan sejumlah agenda budaya seperti upacara Tingalan Jumenengan atau peringatan kenaikan tahta yang hendak digelar Keraton Yogya pada Maret ini. Selain itu, aktivitas seperti Selasa Wage atau hari saat Malioboro bebas kendaraan bermotor untuk menjadi jalur semi pedestrian ditunda sementara. Karena biasanya saat itu di jalanan Malioboro akan banyak agenda budaya dibuat masyarakat dan pemerintah serta menjadi titik kumpul massa besar.   

Ia meminta acara acara budaya yang direncanakan itu sementara bisa diganti dengan gerakan pencegahan Corona seperti pembersihan wilayah masing-masing.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

8 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

8 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

13 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

26 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

32 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

43 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

48 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

50 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

50 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.