TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Badaruddin meninggal pada Sabtu, 14 Maret 2020. "Pria yang akrab dengan sapaan Pak Badar ini lahir di Palembang, 29 Maret 1957, dan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak," seperti dikutip dari rilis Humas PPATK, Sabtu, 14 Maret 2020.
Pantauan Tempo di rumah duka, di Jalan Tebet Timur III, Jakarta Timur, nampak kerabat dan kenalan Badar mulai berkumpul. Karangan bunga juga mulai berdatangan dari sejumlah pejabat, seperti Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hingga Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G Plate.
Selain para kerabat, sejumlah pegawai dari Kementerian Keuangan juga nampak bersiap menerima kedatangan jenazah di pertigaan Jalan Tebet Timur III. Sekitar enam orang pegawai berpakaian biru gelap itu memakai sarung tangan putih. Mereka juga nampak membawa botol putih berisi larutan pencuci tangan alias hand sanitizer.
Salah seorang pegawai yang ditemui di lokasi mengatakan menggunakan sarung tangan sesuai perintah dari kantor. "Ya ini SOP dari kantor, sekarang kan lagi marak Corona, untuk mencegah saja," kata pria yang memakai masker hijau ini ketika ditemui.
Pihak PPATK urung menjelaskan penyebab Badar meninggal. Setelah kabar meninggalnya Ketua PPATK tersebar luas, beredar kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau untuk tidak melayat terlebih dahulu ke rumah duka.
Namun informasi terkait imbauan Sri Mulyani tersebut dibantah Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari. "Tidak benar," kata dia kepada Tempo, Sabtu 14 Maret 2020.
Adapun isi pesan berantai itu sebagai berikut. "Sejauh ini, Menteri Keuangan menghimbau untuk tidak melayat ke kediaman duka. Segera akan diinformasikan apabila situasi sudah memungkinkan."
Ki Agus Badaruddin dilantik menjadi Kepala PPATK pada 26 Oktober 2016. Ia dipilih Presiden Jokowi menggantikan Kepala PPATK sebelumnya, M. Yusuf yang memasuki masa pensiun.
ROSSENO AJI | EKO WAHYUDI