TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk kasus virus corona, Zubairi Djoerban, mengatakan ada keluhan terkait lamanya hasil sampel corona sampai ke rumah sakit setelah dites oleh Balitbang Kementerian Kesehatan.
Padahal informasi hasil tes tersebut, kata dia, sangat diperlukan untuk tindakan lain oleh rumah sakit.
Ia mengatakan pihak rumah sakit ingin segera mendapat hasil, mereka meminta agar pemerintah bisa mempercepat proses ini. Saat ditanyai Zubairi enggan mengatakan rumah sakit mana yang menyampaikan keluhan tersebut.
"Kan kalau melihat press conference (perkembangan corona) setiap hari ada itu berarti (proses pemeriksaan lab) cepat banget ya. Enggak ternyata, hasil baru sampai 3-5 hari. (Sepertinya) setelah ada hasil lapor dulu ke dokter Yuri atau ke pak menteri atau ke presiden. Itu sampainya ke rumah sakit itu agak lambat," kata Zubairi kepada wartawan selepas diskusi di kantor PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, Jumat 13 Maret 2020.
Zubairi mengatakan proses ini seharusnya lebih cepat, karena pihak rumah sakit harus bekerja apabila sampel yang dikirim ternyata positif corona. Termasuk bekerja untuk mengusut siapa saja yang kontak dengan pasien selama di rumah sakit pertama tersebut.
Ia mengusulkan agar pemerintah mengizinkan rapid test, atau membuka kesempatan pengecekan corona di laboratorium selain milik pemerintah. Rapid test ini ia sebut sudah dilakukan oleh negara lain, salah satunya Singapura. "Sekarang ini harusnya ada rapid test, itu sudah dipakai di banyak tempat antara lain di Singapura," tuturnya.
Pemerintah, kata dia, tinggal menetapkan salah satu lembaga pusat untuk memastikan apabila dari hasil rapid test ditemukan kasus positif corona. "Tentu kalau hasilnya positif, harus dipastikan konfirmasi di satu tempat di Balitbang atau di mana."