TEMPO.CO, Bogor - Raja Belanda Willem-Alexander mengucapkan permintaan maaf kepada Indonesia atas kekerasan yang dilakukan pemerintah Belanda di masa lalu. Hal ini ia ucapkan pasca pertemuan bilateral yang ia lakukan dengan Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 10 Maret 2020.
Raja Willem-Alexander meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan Belanda usai Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Hal ini berarti saat Indonesia mengalami masa agresi militer oleh Belanda.
"Sejalan dengan pernyataan sebelumnya dari pemerintah kami, saya ingin mengekspresikan penyesalan dan permintaan maaf atas kekerasan berlebih yang merupakan bagian dari Belanda pada tahun-tahun itu," kata Raja Willem-Alexander.
Ia mengaku paham terhadap penderitaan yang dirasakan keluarga yang terdampak kekerasan tersebut. Namun ia mengatakan saat ini, hubungan kedua negara sudah lebih baik. Hubungan Indonesia dengan Belanda, kata dia, saat ini didasarkan pada respek, kepercayaan, dan persahabatan.
Raja Willem-Alexander pun menyelamati masyarakat Indonesia yang akan merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-75 pada tahun ini. Ia berharap, ke depannya, kunjungan selanjutnya akan lebih menyenangkan dan lebih berorientasi pada masa depan.
Ia mengaku senang hubungan kedua negara semakin membaik. Ia meyakinkan bahwa perasaan ini juga dirasakan seluruh masyarakat Belanda.
"Banyak orang di Belanda merasa memiliki koneksi kuat dengan Indonesia. Hal ini diiringi dengan tumbuhnya angka pemuda Indonesia yang menunjukkan ketertarikan pada negara kami. Kami melihat angka pemuda dan pemudi yang datang ke Belanda untuk belajar," kata Raja Willem-Alexander.
Ini merupakan kunjungan pertama Raja Willem-Alexander sejak 1995. Saat itu, ia datang masih sebagai putra kerajaan.