INFO NASIONAL - Program Associate Djarum Foundation Bakti Pendidikan, Leonardus Sapto Pranolo, mengatakan pihaknya konsisten menyalurkan beasiswa kepada ratusan mahasiswa di seluruh Indonesia tiap tahunnya. Selain berupa uang Rp 1 juta per bulan dalam satu tahun, peserta beasiswa juga mendapatkan materi pengembangan karakter yang meliputi character building, leadership development, dan nation building.
“Pertengahan Maret ini kami kembali membuka pendaftaran peserta beasiswa untuk tahun depan atau angkatan ke-36. Seperti tahun-tahun sebelumnya, seleksi bagi peserta Beswan Djarum ini ketat sekali,” kata Sapto dalam kegiatan Leadership Development Beswan Djarum angkatan ke-35 di Hotel Haris, Surabaya, Rabu, 4 Maret 2020.
Baca Juga:
Leadership Development merupakan tahap kedua pengembangan karakter setelah Character Building yang dilaksanakan di Cikole, Lembang, Jawa Barat beberapa bulan lalu. Menurut Sapto, tahun ini peserta Beswan Djarum berjumlah 496 mahasiswa dan pada tahap Leadership Development dibagi menjadi delapan kelompok.
Kegiatan di Hotel Haris, mulai 1-4 Maret 2020 merupakan kelompok ketujuh dan diikuti 64 peserta. Selain di Surabaya, kegiatan serupa juga dilaksanakan di Yogyakarta. “Dibuat per kelompok agar efektif dalam memberikan materi, kalau terlalu banyak peserta nanti malah tidak bisa fokus,” kata Sapto.
Para pemateri pada sesi Leadership Development ini terdiri dari Galuh Paskamagma (Gritty Leadership), Margareta Astaman (Critical Writing), Riko Anggara (Effective Oral Communication) dan James Gwee (Motivating & Inspiring Others). Pemateri memberikan materi secara interaktif pada peserta, memancing mereka agar berani tampil mengemukakan ide-idenya.
Setelah mendapatkan materi Leadership Development, peserta dianjurkan mengikuti tantangan berikutnya, yakni community empowerment, writing competition dan international exposure. “Challenge ini sifatnya tak wajib, tapi jika mau ikut akan sangat berguna bagi kematangan kemampuan peserta,” kata Sapto.
Salah satu pemateri, Riko Anggara mengatakan, semua peserta kelompok ketujuh ini umumnya telah mempunyai basis pengetahuan yang bagus lantaran mereka diseleksi ketat. Tugas dia sebagai pemateri tinggal mengasah kemampuan mereka, khususnya dalam hal public speaking.
“Saya hanya melengkapi dengan pilihan-pilihan, supaya ketika mereka terjun ke masyarakat dan menemui tantangan, punya opsi-opsi oh kalau situasi begini opsinya A, situasi begitu opsinya B,” kata Rico.
Salah seorang peserta, Marselius Aronggear mengatakan, hingga tahap kedua ia mengikuti Beswan Djarum ini, wawasannya kian terbuka. Pemateri mampu memunculkan potensi dalam dirinya yang selama ini tak dia sadari. “Kegiatan ini cukup luar biasa. Tinggal bagaimana nanti mengimplementasikan di lapangan,” ujar mahasiswa semester lima Universitas Papua, Manokwari itu.
Hal serupa juga dikatakan Mercy Herawati, peserta dari Universitas Atmajaya Jakarta. Menurutnya, pemateri berhasil menggali potensi dalam dirinya dari yang semula tak suka menulis menjadi punya keinginan besar untuk ikut challenge writing competition.
Apalagi dalam kegiatan itu ia mendapatkan kategori best writer dan berhak atas hadiah Rp 2 juta rupiah. “Dalam hal berfikir juga ada perubahan. Bila semula saya ini orangnya ruwet dalam berfikir, sehabis mengikuti kegiatan Leadership Development ini lebih terstruktur,” katanya. (*)